Beomgyu, Soobin dan Yeonjun berjalan dengan santainya menuju ruang kepala sekolah dengan Jungkook yang mengawal di belakangnya. Setelah sampai di depan pintu ruang tersebut, Beomgyu menekan grandel pintu dan membukanya. Didalam ruangan luas ber aksen putih itu sudah terdapat banyak orang. Hankyung dan kawan-kawan bersama orangtua masing-masing, Kepala sekolah, dan Jimin.
Ketiga anak itu duduk setelah di persilahkan, diiringi tatapan tajam dari orangtua Hankyung dkk. Apalagi seorang ibu-ibu bersanggul tinggi yang duduk disebelah Jumin, ia menatap Beomgyu tanpa lepas sedikitpun. Seolah sedang menandai bocah yang menghajar anaknya.
Soobin mengedarkan pandangannya pada kawanan purba yang tadi terlibat perkelahian dengannya. Kondisi mereka cukup mengenaskan, kurang lebih sama seperti ia dan Yeonjun karena luka mereka belum diobati sama sekali. Apalagi Jumin yang terlihat sangat menyedihkan. Diam-diam Soobin meringis dalam hati. Pasti Beomgyu menghajarnya dengan tulus ikhlas sepenuh hati tanpa adanya paksaan dan dalam keadaan se sadar-sadarnya.
Sedangkan Beomgyu sangat sehat wal afiat tanpa memar sedikitpun di wajahnya, hanya tangannya yang sedikit terluka. Tangan yang tadi ia gunakan untuk menghajar Jumin habis-habisan.
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, dan masuklah seorang bapak-bapak tampan dengan setelan tuksedo berwarna abu-abu. Ia berjalan dengan cepat menghampiri Beomgyu.
"Anak ayah kenapa lagi astaga?" Pria itu, iya itu Seokjin, menarik Beomgyu berdiri dan memutar-mutar badan anak tertuanya untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja.
"Lebay juga" Gumam Jimin berniat pelan, tapi malah kelepasan sehingga atensi teralihkan padanya. Seokjin yang menyadari keadaan segera berdeham menetralkan suasana.
"Selamat pagi menjelang siang pak, Bu, dik" Seokjin menyapa.
"Siang pak, silahkan duduk. Kami masih harus menunggu dua orang lagi" Ucap kepala sekolah. Seokjin mengangguk dan duduk di sebelah Beomgyu, meminta Yeonjun yang tadinya duduk disitu untuk bergeser. Dalam hati Yeonjun agak merutuk dengan kelakuan bapak-bapak rempong ini.
"Kok kamu gak luka Gyu? Katanya Taehyun parah?" Seokjin masih mencoba berbicara pada Beomgyu dengan berbisik. Tadi begitu sampai ia langsung bergegas ke ruangan ini, belum sempat melihat Taehyun ke UKS.
"Ayah mau Gyu luka?" Beomgyu balas berbisik. Seokjin menoyor bahu Beomgyu mendengar kalimat menyebalkan itu.
"Taehyun gimana?" Seokjin belum menyerah.
Belum sempat Beomgyu menjawab, pintu kembali terbuka, menampilkan bapak-bapak lagi namun kali ini dengan setelan jas dokter. Itu Yoongi.
"Selamat siang" Sapa Yoongi masih ingat sopan santun. Kepala sekolah menjawab dan mempersilahkan Yoongi untuk duduk. Yoongi mengangguk hendak duduk di sebelah Soobin, tapi anak itu pindah ke sebelah Jungkook dan memberikan Yoongi tempat di sebelah Yeonjun.
"Lama banget baru dateng" Omel Yeonjun. Yoongi mendelik.
"Bisa berantem juga ternyata. Kirain cuma jago game doang" Yoongi menatap luka-luka di wajah Yeonjun. "Lawannya berapa orang?"
"Jun lawan dua orang dong" Yeonjun malah tersenyum bangga, padahal tadi ia niatnya merajuk.
Yoongi mengusap kepala Yeonjun pelan.
"Pak, tolong tenang" Tegur kepala sekolah pada Seokjin dan Beomgyu yang ternyata masih ribut bisik-bisik. Jimin menggeleng melihatnya. Ia tahu sekarang kenapa Beomgyu tidak bisa diam anaknya.
"Maaf pak. Ayah saya emang bawel" Jawab Beomgyu, yang mendapat pelototan dari Seokjin.
"Ini kapan dimulainya ya pak? Saya sibuk" Ucap bapak-bapak lain yang duduk bersama Jere.
KAMU SEDANG MEMBACA
TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)
FanficWARNING ⚠️ BUKAN LAPAK BXB Ini kisah klasik tentang 5 orang anak remaja yang tengah menikmati masa mudanya Ranking history in top 10 #5 (Hueningkai)🎖️ #7 (Hueningkai)🎖️ #3 (Hueningkai)🥉 #4 (Hueningkai)🎖️ #4 (TXT)🎖️ #9 (Soobin)🎖️ #6 (TXT)🎖️ #8...