A. T<=>CHAPTER 55

61.6K 7.6K 304
                                    

Hallo fren!

Apa kabar?

Masih ada yang kangen sama cerita AT ini gak?

Berapa lama coba tebak Author gak up? Udah seminggu lebih bener gak biasanya kaya gini huhu

Berikan sebuah emoji perasaan kalian saat ini di sini.

Apa warna yang kalian suka dan setiap kalian liat warna itu bisa buat kalian seneng?

Siap meramaikan cerita di setiap paragrafnya?

Vote & coment

Selamat membaca... 





"Gue ingetin sama lo, jangan pernah coba untuk keluar dari Apartemen sebelum lo izin sama Arashya" peringat Bilal pada Siska.

"Lo mau bales semua dendam lo sama cowok sialan itu kan? Jadi tolong kerja samanya agar Arashya bisa capai tujuan lo" Siska mengangguk dengan kepala yang menunduk.

Bilal tersenyum miring. "Kalo orang ngomong liat wajahnya, sopan apa liat lantai, emangnya wajah gue lebih ganteng dari lantai di bawah kaki lo itu heh" Siska mengernyit menatap ke arah Bilal yang tersenyum manis.

"Lo cantik, hidup lo masih panjang masa depan lo masih bisa di tata gue harap lo gak putus asa sama ke hidupan lo yang rumit itu dan gue bakal berterima kasih lagi kalo lo mau jaga kandungan lo itu" jelas Bilal memasukan tangan pada saku celananya membuat Siska terbelalak.

"Kandungan?" ulang Siska menatap Bilal tak percaya, "lo gak tahu kalo lo lagi hamil?" ucap Bilal menaikan sebelah alisnya melihat Siska yang menyentuh perutnya dengan tangan bergetar.

"G-gue h-hamil" mata Siska berkaca-kaca sedetik kemudian ia menangis kencang. Membuat Bilal kelabakan.

"Gue gak mau hamil! Gue gak mau anak ini" Siska memukul perutnya membuat Bilal dengan sigap menahan kedua lengan Siska.

"Hentikan, lo udah gila lo bisa nyakitin bayi lo! Dia gak ada salah di sini ingat itu!" ucap Bilal dengan nada tajam.

"Gue gak mau punya anak dari si berengsek itu hiks gak gue gak mau" Siska terisak hebat.

"Gak bayi ini harus mati hiks gue gak mau hamil" Siska menggelengkan kepalanya mendorong Bilal hingga tersungkur. Lalu Siska berlari ke arah luar Apartemen dengan isak tangisnya.

"Argh pantat semok gue!" ringis Bilal mengusap pantatnya yang sakit karena di dorong Siska.

"Heh Izem mau kemana lo?" teriak Bilal berlari ke arah luar mengikuti Siska.

"Fuck kemana perginya tuh cewek" Bilal mengacak rambutnya frustasi kehilangan jejak Siska. "Gimana kalo si Ara ngamuk njirr gue bisa kena bogem cewek barbar itu.

Sedangkan Siska tengah pergi menuju rooftop Apartemen yang terus menggumamkan 'Bayi ini harus mati' Siska sudah mulai gila dengan kenyataan yang ia alami saat ini.

Siska menangis menutup wajahnya lalu mencoba memanjat tembok hendak melakukan rencana bunuh diri terjun dari sebuah Apartemen dengan lantai yang sangat tinggi di bawahnya, jika Siska melompat dari sana sudah di pastikan gadis itu akan mati dengan tubuh yang sangat hancur lebur.

"Ayah, Mama, maafin Siska hiks Siska mau ikut Ayah sama Mama aja Siska takut di sini sendirian" isak Siska dengan tubuh yang bergetar hebat. Gadis itu memanjat tembok lalu menyentuh perutnya dengan tangan bergetarnya.

"Maafin Mama sayang, dunia ini terlalu kejam untuk kamu begitupun untuk Mama, lebih baik kita pergi sama-sama kita susul Nenek sama Kakek di atas sana" lirih Siska mengusap perutnya dengan sayang lalu gadis itu memejamkan matanya merentangkan ke dua tangannya lalu bersiap melompat.

ARASHYA TRANSMIGRASI ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang