A.T<=>CHAPTER 43

76.2K 10.9K 1.7K
                                    

Tadinya kemarin" tuh aku mau up tapi gak jadi karena aku bingung harus lanjutin kaya gimana imajinasi aku sedang loading permisah.

Aww aku bakalan target di part ini deh biar aku ada waktu buat bikin ceritanya hehe. Sekaligus aku mau liat votenya naik atau gak.. Soalnya semakin kesini votementnya semakin menipis?

Why? Apa ceritanya gak seru ya? Gak asik? Buat temen-temen jadi males banget kasih vote.

Kalo gitu aku di sini minta 3k koment agar aku bisa up cepet kalo udah sampai target aku usahain langsung up lagi hari itu juga.

Soalnya aku juga lagi mau bikin cerita Aa Ucup nih bakal gimana? Penasaran gak sih kamu fans nya Ucup?

Selamat membaca...



Arashya perlahan membuka matanya, ia mengerang ketika merasakan sakit dari kepalanya yang berdenyut.

"Shh" Arashya meringis menutup matanya kembali, namun seketika ia tersentak kaget ketika merasakan sentuhan lembut dari tangan besar seseorang pada kepalanya.

"A-axell" lirih Arashya melihat siapa pemilik tangan tersebut. "Yeah it's me" Axell tersenyum manis ke arahnya

"Gue mimpi ya ini, kok Axell bisa ada di sini?" ucap Arashya menggelengkan kepalanya membuat Axell tak habis pikir dengan gadis di pelukannya itu.

"Are you oke Baby?" tanya Axell dengan raut wajah khawatir mengusap lembut kepala Arashya.

"Axell gak mungkin ada di sini, sadar Arashya, sadar" Arashya menepuk pipinya membuat Axell segera menahan tangannya.

"Baby, what are you doing? Stop hurt your self" ucap Axell menggeram membuat Arashya terbelalak.

"Jadi ini bukan mimpi?" ucap Arashya membuat Axell gemas menarik Arashya kedalam pelukannya.

"Apa ini masih mimpi?" tanya Axell dengan suara deep voicenya membuat Arashya terdiam dengan detak jantung yang seperti berlomba untuk keluar, sedetik kemudian gadis itu tersenyum balas memeluk Axell membuat hati pria itu menghangat.

"Aaa gue kangen sama lo ulet keket!" batin Arashya berteriak.

"Bagaimana kamu bisa ada di sini? Bukannya aku tadi ada di sekolah?" tanya Arashya membuat Axell semakin memeluk Arashya hingga gadis itu terdekap nyaman dalam dada bidang Axell yang tengah mengelus kepalanya.

"Apa kepalanya masih sakit?" tanya Axell mengelus lembut kepala Arashya, tanpa memperdulikan perkataan Arashya padanya.

"Hanya sedikit" ucap Arashya membuat Axell menggeram marah, pria itu paling tidak suka melihat Arashya terluka dan sakit seperti ini, dia selalu terbayang-bayang kejadian saat di mana Arashya pergi meninggalkannya dulu sebelum akhirnya hidup kembali.

"Kenapa?" tanya Axell membuat Arashya mengernyit. "Apanya? " Arashya balik bertanya.

"Kenapa bisa begini?" ucap Axell menatap manik indah Arashya lalu mengelus pelan pipi tembamnya dengan sebelah tangan ibu jarinya.

"Tadi kep-... ini kenapa?" tanya Arashya ketika melihat wajah Axell. Baru saja Arashya hendak menjawab namun atensinya teralihkan pada luka di sudut bibir Axell yang masih mengeluarkan darah segar.

ARASHYA TRANSMIGRASI ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang