A.T<=>CHAPTER 18

130K 15.7K 914
                                    

Tolong kasih tahu ya kalo ada Typo biar Author langsung benerin.

Selamat membaca :)

_____________________________________

Arashya menatap wajah Mami Risty dengan penuh luka dan kesedihan mendalam. Membuat hati mami Risty seakan hancur berkeping-keping.

"Arashya... " suara lirihan keluar dari bibir milik Arashya ketika matanya melihat jiwa Arashya yang asli tengah berdiri memeluk sebelah lengan Papi Tora tengah melihatnya dengan senyuman manis.

"Biar aku yang mengatakan semuanya" lirihan suara dari jiwa Arashya asli membuatnya terdiam hanya bisa menatap kearahnya.

"P-papi Arashya" tunjuk Arashya pada sebelah kiri lengan Papi Tora yang tengah dipeluk oleh jiwa Arashya yang asli.

Ia mencium sebelah pipi Papi Tora. "I love you Papi" lirihan suara Arashya terdengar di telinga Papi Tora membuat pria paruh baya itu tertegun dengan hati berdenyut sakit dan mata berkaca-kaca.

"Sweetheart" gumam Papi Tora ketika merasakan pelukan hangat dari sebelah tangannya menghilang.

"Papi?" panggilan dari Arashya menyadarkannya. Ia menatap kearah Arashya yang tengah tersenyum manis merentangkan tangannya.
Ya saat ini jiwa yang memasuki raga Arashya adalah Arashya yang asli sedangkan jiwa Zara memasuki sebuah ruang terdalam dengan kegelapan menyelimutinya.

"Do you wanna hug me Papi?" ucap Arashya dengan mata berbinar mengerjap lucu membuat Papi Tora tersenyum haru. Kata itu adalah kata yang sering Arashya putrinya katakan ketika ia merasa sedih atau lelah ketika baru saja pulang bekerja. Kata yang baru kali ini ia dengar lagi setelah sekian lama.

"Sweetheart Putriku" Papi Tora berhambur memeluk Arashya dengan bahu bergetar menahan isak tangis.

"Papi jangan nangis. Ara gak suka" ucap Arashya dengan mata berairnya.

"Mami" Arashya menjulurkan sebelah lengannya pada Mami Risty membuat mami Risty ikut memeluknya.

"Maafin Arashya ya. Ara udah jadi anak yang nakal buat Mami sama Papi selalu khawatir"

"Maafin Ara juga karena selama ini selalu nyusahin Mami sama Papi, meski Ara tahu Mami sama Papi jarang ada dirumah karena kerja buat Arashya" lirih Arashya air matanya sudah turun membasahi pipinya. Membuat suasana didalam ruangan itu penuh haru Zion bahkan sudah memalingkan wajahnya.

"Gak sweetheart kamu gak pernah nyusahin apapun buat Mami sama Papi. Apapun akan Mami kasih demi kamu sayang jangan berkata seperti itu" ucap Mami Risty mengelus lembut pucuk kepala Arashya.

"Mami terima kasih dan maafin Ara ya untuk semuanya, sekarang Ara udah bahagia tapi juga sedih karena harus ninggalin Mami sama Papi"

"Kamu bicara apa Ara? Jangan berkata seperti itu" ucap Mami Risty menatap nyalang anaknya itu.

"Sebenarnya Ara udah pergi jauh.  Jaaauhhh banget pada saat Arashya jatuh koma karena kecelakaan waktu itu" Arashya tersenyum pedih menatap sendu kedua orangtuanya.

"Ara udah pergi jauh sebelum jiwa Zara memasuki raga milik Arashya" Arashya mendongkak menatap langit-langit ruangan agar air matanya tidak kembali turun namun gagal benda bening itu tetap terjatuh juga.

"Bukan hanya Arashya yang menjadi korban saat itu tetapi juga seorang gadis yang tidak lain adalah Zara yang tertabrak mobil Ara saat Zara akan menyelamatkan seorang anak kecil." jelas Arashya membuat semua orang terkejut dengan fakta yang baru saja di dengar oleh telinga mereka.

ARASHYA TRANSMIGRASI ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang