Tak terasa hari berat yang Sean alami akan segera berakhir. Lebih tepatnya sekarang adalah puncaknya. Pagi ini suasana di mansion tidak setenang biasanya. Jeritan dan ringisan Alena membuat panik semua orang.
Wajah Sean yang biasanya tampak datar berubah memerah dengan keringat dingin mengucur di pelipisnya. Hanya dengan memakai kimono tidur, Sean mengangkat tubuh Alena keluar kamar. "Seharusnya kemarin kita sudah mulai menginap di rumah sakit, agar saat seperti ini kau bisa segera ditangani."
Ya, hari yang ditunggu telah tiba. Alena mulai mengalami kontraksi di pagi buta. Dengan wajah panik Sean menggendong istrinya menuruni tangga sambil berteriak meminta seseorang untuk menyiapkan mobil.
Alena menggeleng lemah. Kedua tangannya semakin erat bergelayut di leher Sean. "Jangan berlebihan! Aku masih bisa menahannya."
Sean hanya berdecak.
Saat tiba di halaman depan belum ada satu pun mobil yang terpakir disana. "Lelet sekali mereka." Rahang Sean tampak mengeras siap memaki siapa saja.
Tak berselang lama sebuah mobil hitam muncul. Dua orang pria keluar dari mobil, lalu membukakan pintu untuk tuannya.
"Aku akan memecat kalian kalau sampai terjadi sesuatu pada istriku!" Mata elangnya menyoroti dua pria berpakaian hitam yang menunduk di samping mobil. Tidak berkutik.
Alena menampilkan ringisiannya saat sesuatu dibawah sana seperti memaksa ingin keluar.
"Sean, jangan marah-marah terus. Itu membuatku semakin sakit." kata Alena terbata.
"Maaf. Aku panik sayang." Keduanya sudah berada di dalam mobil dengan Alena berada di pangkuan Sean.
"Perutku sakit sekali, Sean. Ternyata seperti ini rasa sakit saat mau melahirkan." ujar Alena sambil merintih. Cengkaraman di pundak Sean semakin ia kencangkan saat rasa sakit itu mulai datang lagi.
Mata Sean mulai berkaca-kaca melihat ekspresi kesakitan sang istri. Sean tidak tega tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kau harus kuat, sayang! Demi calon akan kita." Bibir Sean mengecup kening Alena lama. Sebelah tangannya mengusap lembut pipi Alena yang sedikit berisi. Jejak air mata bisa Sean rasakan di jemarinya.
"Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu disaat kau kesakitan seperti ini." Kali ini Sean mengecup bibir Alena. Mencoba mengalihkan rasa sakit yang Alena rasakan.
Beberapa detik kemudian Alena baru paham. "Kau akan ikut menemaniku di ruang persalinan nanti?"
"Tentu saja. Aku tidak akan tega melihatmu berjuang sendiri." Perasaan Sean sudah campur aduk. Senang, sedih, dan yang paling mendominasi saat ini rasa takut. Takut kehilangan sosok yang dicintainya.
"Kenapa kata-katamu manis sekali?" Alena tak kuasa untuk tidak tersenyum. Pria tampan di depannya masih bisa membuatnya jatuh cinta disaat genting seperti ini.
"Aku mencintaimu!" aku Sean sangat tulus.
***
Hampir enam jam Alena bertarung dengan rasa sakit. Namun, semua itu sebanding dengan kebahagiaan yang kini menghampirinya. Seorang bayi tampan kini sedang tertidur pulas di gendongannya. Bibir munggil kemerahan itu sesekali bergerak. Membuat Alena merasa gemas.
"Kau harus banyak beristirahat. Biar aku yang menjaganya." Sean beranjak dari kursi yang ia duduki.
Tak sengaja Sean menyentuh luka memanjang di lengannya. Ia menahan ringisannya agar tidak terdengar oleh Alena. Garis panjang kemerahan itu bekas kuku Alena. Saat proses persalinan berlangsung Sean pasrah mendapatkan beberapa luka di tubuhnya. Sean tidak merasa keberatan sama sekali. Karena rasa perihnya tidak sebanding dengan yang istrinya rasakan.
"Aku masih ingin menggendongnya."
"Ayolah sayang, nanti kalau dia bangun kau bisa kembali menggendongnya."
Ditatapnya wajah bayi munggil itu. "Maafkan Mommy sayang karena sempat tidak menginginkan kehadiranmu." Alena mencium kening putranya dengan perasaan sesak. Ia menyesali tindakannya dulu.
Sean menyuruh seorang suster yang kebetulan masuk untuk memindahkan bayinya ke dalam box khusus bayi yang berada di samping ranjang pasien.
"Aku tidak menyangka memiliki bayi setampan ini. Tidak sabar menunggunya terbangun." Gumam Alena yang masih bisa Sean dengar. Manik Alena masih tertuju pada putranya yang berada digendongan suster.
"Tidak salah bukan kau menikah denganku! Karena aku dapat menghasilkan gen tampan dan cantik." Sean berkata dengan bangga.
"Ck, sombong sekali!" Alena menampilkan wajah tidak sukanya. "Semoga putraku tidak mewarisi sifat burukmu."
Sean meringis menanggapi ucapan sarkas sang istri. Sean sadar dengan semua kejahatannya. Tapi itu masa lalu. Sekarang Sean tidak sekejam itu, hidupnya sudah sangat berubah sejak memiliki Alena dan kini ditambah dengan kehadiran buah hatinya.
Lamunan Sean buyar saat Alena kembali bersuara.
"Kau akan beri nama siapa putra kita?"
"Athes Leone Wijaya."
"Nama yang keren." Alena menatap kembali putranya. Lalu beralih pada Sean yang duduk ditepi ranjang.
Tatapan keduanya saling terkunci. Segera Alena mendekap tubuh tegap Sean. Tangisannya pun pecah.
"Terima kasih. Aku bahagia memilikimu," gumam Alena di dalam pelukan Sean.
"Kau segalanya. Jangan pernah pergi dariku lagi." Sean mengangkat dagu Alena lalu menubrukan bibirnya pada bibir Alena. Sean melumat bibir ranum itu dengan lembut tidak ada gairah disana, hanya ketulusan.
"Aku tidak pernah pergi. Kau saja dengan kejamnya mengusirku dari hidupmu." bantah Alena masih terisak.
"Maafkan aku. Ku pikir itu hukuman yang pantas untukmu."
Alena menjauhkan dirinya dari Sean. Pandangannya penuh selidik. "Memang apa salahku?"
"Kau masih saja berhubungan dengan mantan berengsekmu itu." jawab Sean datar.
"Kau terlalu salah paham padaku. Lagi pula sampai sekarang aku tidak tau apa isi pesan dari Arsen hingga membuatmu semurka itu."
"Entahlah, aku lupa."
Alena menghela napas kasar.
Sean kembali memeluk Alena, semakin erat. Salah satu tangannya ia gunakan untuk mengusap belakang kepala Alena. Menyalurkan kasih sayangnya. "Aku bersumpah sampai kapanpun tidak akan ada wanita lain yang akan menggantikan posisimu di hatiku. I am promise!"
*****
EndDari sekian lama akhirnya cerita ini selesai juga. Tapi mohon maaf kalau ending nya tidak sesuai yang kalian harapkan🙏
Kemungkinan nanti masih ada ekstra partnya. Ditunggu aja ya,😁 tapi setelah ini mau aku revisi dulu karena penulisannya masih berantakan🙏🙏
Samapi jumpa di cerita Alona yang lain😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Simpanan Uncle
Romance(PROSES REVISI) 21+ Karena suatu hal yang tidak Alena ketahui, ia terpaksa menjadi kekasih gelap pamannya sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu benih cinta mulai tumbuh di hati Alena tanpa bisa dicegah. Hingga suatu ketika Alena menerima kenyata...