Di malam yang dingin dengan mata menatap ke atas Alena memandang langit gelap bertabur bintang yang berkilauan.
"Aku mencintaimu," Bisikan lembut Sean mengalun indah di telinga Alena, hingga gadis itu memejamkan mata. Meresapi setiap hembusan napas Sean di tengkuknya.
"Aku akan lebih membencimu kalau kau masih memaksa untuk menemuiku." Alena menundukkan kepalanya sambil meremas besi pembatas balkon.
"Bagaimana aku bisa hidup tanpa melihatmu. Aku pasti akan mati, Al. " Sean memeluk Alena dengan meletakan tangannya di depan dada gadis tersebut.
"Aku sangat merasa bersalah atas kejadian yang menimpa rumah tangga Uncle. Aku telah merebut suami orang. Tapi aku tidak akan mampu merebut ayah dari seorang anak yang bahkan belum terlahir ke dunia." celetuk Alena lirih dengan dada yang kembali sesak.
Sean semakin mengeratkan pelukannya dan tangan yang satunya ia gunakan untuk meggenggam jemari Alena. "Aku tau kau berada diposisi yang serba salah, tapi percayalah ini semua bukan salahmu."
"Tapi-,"
"Bukan kehadiranmu yang membuat kehancuran ini. Karena memang sudah waktunya kami harus berpisah. Aku sudah cukup tersakiti harus bertahan dalam pernikahan yang semu. Hanya kehampaan yang menemaniku setiap harinya. Hingga suatu ketika gairah mencintaiku mulai bangkit lagi hanya karena melihatmu. Memang terlihat konyol pria dewasa sepertiku tertarik dengan gadis kecil dan polos." Sean mengungkapkan.
Jantung Alena semakin berdebar.
"T-tapi bagaimana dengan anak yang sedang Aunty kandung?" Alena meremas genggaman tangan Sean sambil menghela napas lemah.
"Aku akan menjamin biaya hidupnya dari lahir hingga dewasa nanti," jawab Sean sambil menumpukan dagunya ke puncak kepala Alena.
Hening cukup lama.
"Bagaimana jika aku tiba-tiba pergi dari hidupmu?"
Napas Sean tercekat saat mendengar pertanyaan konyol dari Alena. "Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi! Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Tidak. Hanya ingin bertanya saja. Ku pikir kau akan segera dapatkan gadis lain dengan sangat mudah."
"Kau salah. Mungkin aku akan langsung mengakhiri hidupku pada saat itu juga. Dan jangan coba-coba berpikir untuk pergi dariku!" kata Sean geram.
Alena melepaskan tautan tangan Sean kemudian membalikan tubuhnya menghadap Sean yang ternyata hanya bertelanjang dada di tengah cuaca yang dingin. Tangan Alena dengan ragu meraba dada bidang milik Sean. Hingga membuat pria tersebut memejamkan mata, merasakan desiran aneh yang hanya ia dapat dari gadis cantik di depannya.
Gerakan tangan Alena lalu berhenti. Ia menatap Sean penuh makna. "Sungguh semuanya terasa sulit untukku," kata Alena dalam hati.
"Apa ada yang ingin kau katakan?"
Alena menggeleng lemah.
Tanpa aba-aba Sean meraih bokong Alena, dan mengangkatnya dengan otomatis kedua kaki gadis tersebut melingkar sempurna di pinggang Sean dan kedua tangannya memeluk leher Sean kuat. Alena sempat terkejut mendapat perlakuan demikian dari Sean. Dengan sedikit memaksa Sean mencium bibir Alena dengan perasaan cinta yang menggebu. Lumatan demi lumatan Sean lakukan meski Alena berusaha menolaknya.
Dengan berang Alena memandang wajah kekasihnya yang sudah memerah karena gairah. Masih dengan posisi Alena di gendongan Sean persis seperti seekor koala, Sean membawa langkahnya memasuki kamar. Membaringkan tubuh Alena dengan lembut ke atas kasur, ia memposisikan tubuhnya di atas Alena dengan kedua tangan menjadi tumpuan. Mata pria itu sudah tampak berkabut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Simpanan Uncle
Romance(PROSES REVISI) 21+ Karena suatu hal yang tidak Alena ketahui, ia terpaksa menjadi kekasih gelap pamannya sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu benih cinta mulai tumbuh di hati Alena tanpa bisa dicegah. Hingga suatu ketika Alena menerima kenyata...