Chapter 2 - Semakin Menjadi

16.2K 391 0
                                    

Alena baru saja selesai mandi dan sekarang masih berada di dalam walk in closet. Ia sedang memilih pakaian yang cocok untuk dikenakannya. Pilihan Alena jatuh pada dress tosca selutut bermotif bunga-bunga kecil. Tidak lupa ia memoles wajahnya dengan make-up tipis agar terlihat lebih natural, dan terakhir ia menyemprotkan parfum beraroma buah yang menjadi wangi favoritnya.

Hari ini Alena berencana pergi bersama Arsen. Ia bergegas keluar dari kamar. Menemui Arsen yang sudah menunggu dengan gelisah sejak sepuluh menit yang lalu di ruang tamu bersama Sean yang selalu memberi tatapan mengintimidasi.

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama," kata Alena sambil merapikan rambutnya.

"Ck, dasar wanita!" ucap lirih Sean yang masih bisa didengar oleh Alena.

Sean sudah berada di sana sejak Arsen datang. Itu kali pertama Arsen datang ke mansion megah milik Sean setelah satu tahun berpacaran dengan Alena. Baru tadi mereka saling berkenalan. Namun, raut tidak suka terpancar sangat jelas dari wajah Sean.

"Kalian mau ke mana?" tanya Sean pada pasangan kekasih itu.

"Kami hanya ingin mencari buku untuk materi besok, Uncle! Mungkin juga akan pergi kencan sebentar," jawab Alena sambil mengalihkan tatapannya kepada Arsen dengan sudut bibir yang terangkat.

Arsen ikut mengangguk menyetujui ucapan Alena.

"Sebelum pukul enam sore kau sudah harus berada di mansion. Kau akan pergi menghadiri pesta bersamaku," kata Sean. Matanya menatap tajam Arsen yang tiba-tiba menggenggam tangan Alena.

"A--aku ke pesta bersama Uncle?" tanya Alena memastikan dengan gugup. Ke pesta bersama pamannya? Tidak pernah terlintas di pikiran Alena sebelumnya.

Sean menaikan sebelah alisnya. "Ya, dan tidak ada penolakkan," ucap Sean sambil berlalu menjauhi pasangan muda tersebut.

Alena mambayangkan bertapa canggungnya nanti saat hanya berdua saja dengan pamannya yang mesum itu. Alena tersentak dari lamunannya saat Arsen menarik tangannya keluar mansion menuju mobil yang terparkir di halaman.

"Sial!" maki Sean sambil meremas rambutnya karena frustasi melihat kedekatan Alena dengan laki-laki lain.

***

Malam harinya ...

Elena melihat pantulan dirinya di cermin yang menempel pada dinding. "Wow!" batin Alena. Alena tidak percaya bahwa yang ia lihat saat ini adalah dirinya. Dengan long dress hitam berlengan panjang memiliki belahan sampai atas paha sehingga menampilkan pahanya yang putih mulus.

Jam sudah menunjukan pukul setengah delapan malam, Alena bergegas ke bawah untuk menemui Sean yang mungkin sudah menunggu.

Alena menuruni tangga dengan langkah hati-hati. Alena agak kesulitan berjalan karena menggunakan sepatu hak tinggi yang sangat jarang ia pakai. "Sangat merepotkan," batin Alena.

Tepat di depan sana, pria yang berdiri gagah berbalut taxedo mahal dengan tatanan rambut yang disisir rapi ke belakang terlihat sangat memesona. Sean yang sejak tadi menunggu Alena dengan tidak sabar sedikit terkejut melihat penampilan gadis itu. Satu kata yang terbayang di benak Sean 'sexy'. Namun, Sean buru-buru menormalkan kembali wajahnya dari ekspresi terkejutnya.

"Leo benar-benar membuatku ingin sekali mengutuknya." Sean memutuskan akan segera menemui Leo untuk membuat perhitungan mengenai gaun yang Alena kenakan sekarang.

Alena tiba di hadapan Sean dengan perasaan gugup yang sulit dikendalikan. Ia merasa tidak percaya diri dengan penampilanya saat ini, karena itu kali pertama Alena berdandan terlalu berani dengan gaun yang menurutnya sangat menantang.

 Kekasih Simpanan UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang