Tangan Sean meraih tengkuk Alena. Dan bibir keduanya saling ditempelkan. Tepuk tangan meriah mengiringi momen sakral tersebut. Dengan ciuman itu maka babak baru akan dimulai.
Mata Alena berkaca-kaca. Alena masih tidak percaya bahwa saat ini ia sudah resmi menyandang status istri.
"Selamat datang di dunia seorang Sean yang sesungguhnya, Istriku!" Alena begidik. Lalu Sean terkekeh.
"Jangan terlalu tegang! Kau menjadi pusat perhatian semua orang." Sean menuntun Alena untuk menghadap ke tamu undangan, menyapa mereka dengan seutas senyum.
Semua mata tertuju ke arah kedua mempelai. Alena menatap satu persatu tamu yang hadir. Semua tampak ikut bahagia. Terkecuali Sarah yang duduk dengan raut wajah datar. Alena paham wanita itu memang tidak menyukainya.
Tiba saatnya pelemparan buket bunga. Semua orang sudah bersiap di dekat altar. Semua berdiri semangat. Dengan menghadap ke belakang dan dalam hitungan ketiga bunga dalam genggaman Alena dilemparkan asal.
Sorak sorai memenuhi ruangan tersebut. Alena tertawa melihat para tamu saling berebut untuk mendapatkan buket tersebut.
Sean tampak tersenyum miring. "Konyol!"
"Aunty!" guamam Alena kemudian.
Dikursi paling belakang turut hadir Amber yang menatap Alena sambil tersenyum. Entah, Alena merasa senyuman itu bukan senyum bahagia. Terbesit kesedihan di dalamnya.
Tak seperti tamu yang lain. Amber lebih memilih tetap duduk di kursinya.
"Kau mengundang Aunty Amber?" tanya Alena kepada Sean.
"Ya," balasnya.
Rengkuhan Sean semakin dieratkan. Posisi keduanya saling menempel.
Tubuh Sean yang terlalu tinggi membuat Alena harus mendongak. "Rasa bersalah masih saja menggangguku, Sean."
Kegelisahan Alena tidak dapat disembunyikan lagi. "Apakah diriku terlalu tega?"
"Apa yang kau bicarakan? Kau istriku. Banggakan dirimu. Lupakan masalah yang sudah berlalu!" ungkap Sean pelan. Nada bicaranya terdengar berat.
Gaun mahal itupun menjadi pelampiasan emosinya. Alena meremas samping gaunnya. Dan berusaha menyingkirkan tangis yang mungkin akan segera pecah.
"Aku akan ke sana untuk menemui Aunty."
"Tidak perlu! Dia bisa mempengaruhi moodmu. Kita masih akan melanjutkan acara resepsi nanti malam. Kau bisa istirahat sampai sore. Jangan memikirkan hal-hal yang bisa membuatmu sedih!"
Alena menarik napas dalam. "Baiklah."
Tatapan memuja yang terpancar dari mata Sean, mencerminkan perasaan cinta yang begitu dalam.
"Gaun ini membuatku lelah. Apa aku sudah bisa menggantinya sekarang?" Alena merasa kurang nyaman.
"Sebentar lagi."
"Jangan lupa siapkan dirimu untuk nanti malam. Kurasa akan menjadi malam panjang untuk kita lewati!" Wajah mesum Sean memaksa Alena menoleh ke berbagai arah. Takut ada yang memperhatikan.
Alena jengah. "Jaga sikap dan ucapanmu, Sean!"
"Itu hal yang wajar untuk pasangan pengantin baru."
"Tapi kita sudah pernah melakukannya. Jadi, apa yang spesial?"
Percakapan keduaya terjeda oleh kehadiran Nicholas. Alena memandang ayah mertuanya sambil memamerkan senyum. Ini kali pertama ia bertemu dengan ayahnya Sean. Selama ini ia hanya mendengar cerita mengenai sosok pria paru baya yang memilih tinggal di luar negeri selepas istri tercintanya meninggal dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Simpanan Uncle
Romance(PROSES REVISI) 21+ Karena suatu hal yang tidak Alena ketahui, ia terpaksa menjadi kekasih gelap pamannya sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu benih cinta mulai tumbuh di hati Alena tanpa bisa dicegah. Hingga suatu ketika Alena menerima kenyata...