Chapter 17 - Pertengkaran

4.4K 219 3
                                    

Hallo readers ter❤️. Maaf di bab sebelumnya Alona salah ketik nama Aunty nya Alena. Terlalu lama gak up jadi lupa hehe🙏🙏

Yuk lanjut baca. Semoga sukak😍
___________

Di tengah perjalanan pulang Alena mendapat kabar bahwa siang ini ada kelas dadakan. Tanpa mengulur waktu ia segera putar balik menuju kampus.

Hingga sore hari Alena masih sibuk dengan setumpuk buku tebal di perpustakan. Ia harus mencari bahan materi untuk persentasi besok. Di tengah keseriusannya tiba-tiba terlintas wajah mesum Sean yang menggoda. Sebuah senyum tipis terbit dari bibir Alena kemudian ia menjatuhkan wajahnya ke atas meja dengan lemah.

"Jangan gila, Al! Kau tidak boleh lengah. Kau jangan gampang terbuai!" Alena membatin.

"Aku tidak ingin menjadi perebut suami orang, tapi aku harus bagaimana?" ujar Alena lesu.

Terdengar helaan napas kasar dibarengi dengan suara buku yang dihentakkan ke meja. "Sepertinya aku butuh istirahat. Pikiranku sudah mulai berimajinasi yang tidak-tidak."

Keluar dari kampus sejak sore hari hingga menjelang petang Alena masih diperjalanan. Alena khawatir kalau Sean mencarinya karena ia tidak bisa dihubungi. Alena mengetuk-etukan jarinya ke atas kemudi. Menunggu kemacetan dengan bosan.

Dua jam kemudian Alena baru tiba di mansion. Alena mampir sebentar ke mansion untuk mengambil beberapa buku miliknya yang tertinggal di sana. Ia keluar dari dalam mobil sambil merentangkan tangannya yang kaku. Di halaman mansion sudah terparkir asal mobil Sean. Sepertinya Sean tidak pulang ke apartemen malam ini, pikir Alena. Lalu Alena melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti untuk menaiki beberapa anak tangga menuju pintu utama mansion.

Sedangkan di dalam mansion tengah terjadi pertengkaran hebat sepasang suami-istri.

"Kau meragukan darah dagingmu sendiri?" teriak Amber yang bernada tinggi.

Sean berdiri sambil memasukkan tanggannya ke saku celana. "Bagaimana bisa kau hamil? Bahkan dokter sudah mengatakan bahwa kau tidak akan bisa hamil lagi." Bibir Sean semakin mengetat.

"Tapi nyatanya sekarang aku hamil, kalau kau masih meragukannya kita bisa pergi ke dokter untuk memastikan," tantang Amber dengan napas memburu.

"Tidak semudah itu kau bisa membohongiku!"

Amber melebarkan matanya, ia kaget karena dianggap membohongi pria tersebut. "Tega kau bilang seperti itu kepadaku!"

"Aku sudah lama tidak pernah menyentuhmu. Bagaimana mungkin kau bisa mengandung?"

"Apa kau melupakan kejadian hampir sebulan yang lalu saat kau memperkosaku?"

Sean terdiam. Ia mengingat dengan jelas kejadian tersebut. Waktu itu ia sedang kehilangan akal karena kecemburuannya terhadap Alena.

"Tidak, aku tidak akan mempercayaimu dengan mudah! Aku ingin kita berpisah." ucap Sean tegas. Sama sekali tidak merasa iba dengan air mata yang mengalir di pipi Amber.

"Kau tega mencampakan ku di saat aku mengandung anakmu!" Amber meremas kuat samping dressnya. "Bukankan ini yang kau inginkan sejak dulu? Memiliki seorang anak."

"Tapi tidak untuk sekarang. Dan kalau kau memang hamil sungguhan, apa mungkin anak itu murni milikku?"

Amber tersentak mendengar pertanyaan konyol yang Sean lontarkan. "Kau menganggap diriku memiliki pria lain?" Amber menggelengkan kepala lemah dengan air mata semakin mengalir deras.

 Kekasih Simpanan UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang