Chapter 18 - Menjaga Jarak

4.2K 206 0
                                    

Berada di ruangan perdir di lantai paling atas gedung Sean berdiri di dekat dinding kaca dengan pikiran menerawang jauh. Tangannya ia tumpukan pada kaca di depannya. Pandangan mata pria itu tertuju pada lantai yang tengah ia pijak.

"Sialan!" Sean memukul dinding kaca dengan sangat keras dan untung saja kaca tersebut sangat tebal sehingga tidak membuatnya retak sedikit pun.

Sean memikirkan bagaimana keadaan Alena sekarang. Alena sangat kecewa hingga ia meminta Sean untuk menjauhinya. Namun, Sean tidak akan pernah mau melakukan hal itu. Karena Alena adalah miliknya! Hanya miliknya.

"Biar saja semua menganggap diriku kejam," Sean bergumam.

"Aku tidak perduli!"

"Ah ... berengsek!" Sean melempar semua benda yang ada di dekatnya.

"Kenapa dia harus mengandung di saat seperti ini? Hal itu pasti cukup menyulitkan ku." Tangan Sean meremas kuat rambutnya hingga membuat beberapa helai rambut pria tersebut tertinggal di telapak tangan.

"Astaga, coba tenangkan dirimu! Ada masalah apa hingga membuatmu sekacau ini?" tanya Gibran Pradirga sahabat baik Sean. Dari pertama masuk Gibran sempat tercengang melihat ruangannya sudah seperti habis diterjang badai.

"Amber hamil."

"Bukannya itu kabar baik untukmu?"

"Tidak, kehamilannya membawa malapetaka buatku!" ucap Sean sambil mondar-mandir.

"Kenapa bisa begitu?" Gibran kembali bertanya sambil menduduki kursinya. Pria berponi itu menatap Sean serius.

"Sampai saat ini aku tidak bisa mencintainya. Ternyata selama ini aku hanya kasihan kepadanya. Yang paling membuatku bingung bagaimana mungkin dia bisa hamil sedangkan aku tidak bisa menyelesaikan permainanku malam itu?" Sean mulai memijat keningnya.

"Maksudmu dia telah mengkhianatimu?" Tawa Gibran langsung terdengar lantang.

Gibran tidak kaget dengan keadaan rumah tangga Sean yang sudah tidak harmonis sejak awal pernikahan.

"Entahlah. Waktu itu aku sangat merasa bersalah kepada Amber. Tapi tanpa ku sadari aku telah menyakiti diriku sendiri. Bertahan dengan orang yang sama sekali tidak ku cintai sangatlah menyiksa."

"Itu karena kau terlalu bodoh!" jawab Gibran sambil terkekeh pelan.

"Apa kau bilang?"

"Kau bodoh."

"Kau berani mengataiku, hah!"

"Oke, aku tidak akan mengatakannya lagi. Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Tentu saja menceraikan Amber. Karena aku akan menikahi kekasihku dalam waktu dekat."

Gibran tersentak mendengar pengakuan Sean. Gibran rasa Sean sudah mulai gila.

"Kau memiliki wanita lain? Oh god, rumah tangga macam apa itu?"

Sean menampilkan senyum miringnya kemudian ia mendudukkan dirinya di depan Gibran yang sedang mengelus kasar keningnya. Di dalam otak Sean sudah tersusun cantik berbagai rencana licik untuk menyingkirkan parasit dalam hidupnya.

 Kekasih Simpanan UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang