Sean memasuki apartemen dengan wajah lelah. Namun, rasa lelah Sean seketika menguap. Sean tersenyum samar melihat sang kekasih tengah duduk tenang menikmati film di layar televisi.
"Sayang, kau belum tidur?"
"Seperti yang kau lihat," jawab Alena ketus.
Sean menghela napas lemah. Ia memposiskan dirinya dengan berdiri di samping sofa yang Alena duduki.
"Perusahaanku membuka lowongan kerja part time. Kurasa cocok untukmu yang ingin bekerja di sela jadwal kuliah. Kau bisa mendaftarkan dirimu mulai besok agar tidak ditempati orang lain," kata Sean yang baru saja tiba dari makan malam bersama client.
Alena berpikir sejenak untuk mempertimbangkan tawaran Sean yang cukup menggiurkan. Sudah cukup lama Alena bersemedi di dalam apartemen tanpa melakukan kegiatan apapun, tapi ia juga merasa gengsi untuk menerima tawaran tersebut.
Terjadi aksi saling bungkam cukup lama. Hingga akhirnya Sean kembali berucap, "Aku ingin kita berbaikan. Aku sangat tersiksa dengan keterdiamanmu yang tak kunjung usai."
"Apakah tidak cukup waktu satu minggu kau gunakan untuk balas dendam kepadaku?"
"Aku tidak ingin membahas hal itu!" Fokus Alena berpusat pada layar televisi bukan yang menjadi lawan bicaranya.
Entahlah, akhir-akhir ini Sean berubah menjadi pria yang menggemaskan. Rasa cintanya terhadap Alena membuat Sean seolah menjadi bidak cinta.
"Hem... baiklah. Lalu bagaimana dengan tawaranku tadi, kau mau atau tidak?" tanya Sean lagi.
Suara keras Sean membuyarkan semua yang Alena pikirkan. Alena menarik napas pelan lalu menyunggingkan senyum paksa.
"Bekerja sebagai apa?"
"Menjadi sekertaris Wakil CEO."
"Menjadi sekertaris Wakil CEO pasti akan sangat sibuk. Bagaimana bisa dikerjakan part time?"
"Kau bekerja untuk membatu sekertaris utama. Tidak akan sesibuk yang kau pikirkan."
"Oh, sepertinya itu tawaran yang bagus. Aku mau mencobanya. Aku ingin mempunyai kehidupan yang lebih baik agar tidak terus-terusan bergantung kepadamu."
"Aku tidak keberatan. Aku mampu membiayai mu. Apa lagi yang kau takutkan?"
"Kau tidak menyadari bahwa semua fasilitas yang ku nikmati selama ini harus ditukar dengan tubuhku. Kau meminta timbal balik atas kebaikan yang baru saja kau katakan itu." Alena beranjak dari sofa panjang di ruang tengah lalu melenggang ke arah kamar.
Sean melepas kasar jas yang melekat di tubuh atletisnya. Tanpa pikir panjang Sean mengikuti Alena yang kembali merajuk.
"Yang kau pikirkan itu tidak benar." seru Sean.
Sean melebarkan langkahnya untuk mengejar Alena yang hampir menyentuh gagang pintu. Alena belum sempat menekan handle pintu karena tubuhnya sudah lebih dulu dibalik oleh Sean.
"Apa lagi?" cetus Alena. Ia meringis saat punggungnya bertubrukan dengan daun pintu.
Kedua tangan Sean meraih sudut bahu Alena. Sorot mata tajam Sean lemparkan pada Alena yang mengerutkan kening.
"Aku tidak suka diabaikan."
"Lalu?" jawab Alena tak acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Simpanan Uncle
Romance(PROSES REVISI) 21+ Karena suatu hal yang tidak Alena ketahui, ia terpaksa menjadi kekasih gelap pamannya sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu benih cinta mulai tumbuh di hati Alena tanpa bisa dicegah. Hingga suatu ketika Alena menerima kenyata...