Chapter 8 - Berbalik Diduakan

7.2K 279 1
                                    

Alena membuka kasar pintu kamar lalu melangkah tergesa menghampiri Sean yang masih tidur di atas sofa.

"Uncle bangun. Sekarang sudah hampir pukul sebelas siang," ujar Alena dengan lembut. Jemari lentiknya menyusuri rahang kokoh Sean hingga turun ke leher dan berakhir di dada yang sedikit berbulu.

Merasa tidak digubris oleh Sean, Alena menyingkap selimut yang diam-diam ia berikan untuk menutupi tubuh pria itu semalam. Segera Alena merutuki tindakannya tersebut, Sean tidur tanpa memakai sehelai benang pun. Handuk yang semalam pria itu kenakan sudah pergi entah ke mana.

"Oh God!" Alena segera menutup kembali tubuh Sean dengan selimut. Namun, sebelum itu Sean berhasil menarik tangan Alena hingga gadis tersebut terjatuh di atasnya.

Mata dan bibir Alena seketika membulat. Ia menumpukan kedua tangannya di atas dada Sean.

"Jangan tanggung-tanggung kalau ingin menggodaku!"

"S-siapa yang ingin menggodamu? Aku tidak ada niatan melakukan itu," kilah Alena.

Kedua tangan Sean diletakan pada pipi Alena dengan sedikit menekannya. "Aku sudah bangun sejak tadi, sayang. Berhentilah berpura-pura!"

"Setuhanmu membuatku ingin sekali menghabiskan seharian ini di atas ranjang bersamamu." Sean menatap lekat Alena.

Alena semakin syok mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Sean. "Uncle sudah mencemari otak suciku dengan hal-hal mesum. Cepat singkirkan tanganmu dari wajahku!" kata Alena kesal.

"Kapan terakhir kekasih sialanmu itu mencium bibirmu?" tanya Sean melenceng dari pembahasan sebelumnya.

"Beberapa hari yang lalu." Bohong Alena.

Sean mengangkat kepalanya, tanpa permisi ia langsung melahap bibir Alena dengan ganas. Alena ingin memprotes, tapi saat ia membuka mulut malah memberi kesempatan bagi Sean semakin memperdalam ciumannya. Lidah pria itu menjelajahi rongga mulut Alena tanpa ada yang terlewat.

Cengkraman kuat di kedua lengannya tidak membuat Sean menghentikan keinginannya untuk menguasai bibir lembut sang kekasih. Hingga rasa perih semakin menyengat akibat kuku panjang Alena yang mengoyak kulit lengannya yang kini mulai mengeluarkan darah.

Ringisan Sean terdengar di tengah ciuman memaksanya. Ia melepas tautan bibirnya dengan mata penuh kabut gairah. Sekuat tenaga Alena berusaha melepaskan diri sebelum terjadi hal-hal yang tidak ia inginkan.

"Brengsek!" maki Alena dibarengi dengan sebuah tamparan. Terdapat percikan api di kedua mata gadis tersebut.

Sean mendudukkan diri setelah Alena berhasil lepas dari cekalannya. Bibir Sean tersenyum miring sambil mengusap bekas tamparan Alena. Sean berdiri lalu mendekati Alena yang memejamkan mata. "Buka matamu! Suatu saat kau akan terbiasa dengan diriku yang tidak mengenakan apapun," ucap Sean tepat di depan wajah Alena dengan kekehan menyebalkan.

"Tutup mulutmu laki-laki tidak tau malu!" wajah Alena sudah seperti kepiting rebus melihat tubuh polos Sean.

"Kenapa aku harus malu?"

"Dasar sinting!" balas Alena kasar.

"Memang seperti itu diriku." Sean mengedarkan matanya mencari jam di ruangan itu. "Ternyata aku tidur hingga sesiang ini."

"Sebaiknya Uncle segera berpakaian. Aku geli melihat milik Uncle yang cukup mengerikan."

Bukannya menuruti, Sean malah semakin menipiskan jarak dengan Alena yang perlahan melangkah mundur.

Merasa kesal Alena menendang benda pusaka milik Sean dengan lututnya hingga membuat pria itu berteriak keras sambil melontarkan berbagai umpatan.

"Sialan, kau ingin membuat milikku patah, Al!" bentak Sean keras.

 Kekasih Simpanan UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang