Cerita ini didedikasikan untuk nathaniacalista786 SilenttSecrett Egissstiavc yang sudah mau vote dan komentar di setiap chapternya. Terima kasih banyak! Luvvv 💖💖
Pulang bekerja, Haechan menemui Hyunjin di apartemennya. Sudah larut malam. Dia seperti pria gila yang menggedor pintu dengan brutal ketika si pemilik tak kunjung membukakan pintu. Dengan wajah bantal, Hyunjin mengumpati Haechan yang sudah mengganggu tidurnya.
Kini, mereka sedang duduk di atap dengan kaleng soda di tangan keduanya. Hyunjin menahan kantuk, sementara Haechan tidak juga bicara. Dia tahu ada sesuatu mendesak yang terjadi pada pria itu. Kalau tidak, mana mungkin menggedor pintu selarut ini!
"Katakan, bodoh. Ada apa?" Tanyanya tak sabaran.
Pandangan Haechan lurus ke bawah, menatap apartemen Renjun yang sudah gelap. Pemuda itu sudah tidur. "Hyunjin, kurasa ada yang aneh denganku."
"Sejak kau datang, kau sudah aneh, Haechan," timpalnya, mencemooh.
"Tidak. Maksudku, aku ... mungkin memiliki perasaan suka pada temanmu." Setelahnya, Haechan menenggak soda, menyesap rasa manis dan perih di ujung lidah.
"Renjun?"
Pemuda Lee mengangguk. "Kemarin aku menyetubuhinya."
"Lalu?"
"Lalu?" Haechan mengulang dengan nada heran. Dia menatap Hyunjin, keningnya mengerut. "Kenapa reaksimu biasa saja? Kubilang, aku menyetubuhinya."
"Ya, lalu kenapa? Bukankah kau juga membayarnya? Renjun sudah bercerita padaku, omong-omong." Hyunjin menggoyang-goyangkan kaleng. Soda miliknya tersisa setengah.
"Dia ... cerita?" Menanggapinya, pria berambut panjang itu mengangguk. "Kau dekat sekali dengan Renjun, ya, sampai-sampai dia menceritakan pula kelakuanku."
Hyunjin tertawa ringan. "Haechan, jangan cemburu. Kami berteman bukan dari dua hari yang lalu. Aku dan Renjun memang sangat dekat. Kami sudah bertahun-tahun bersama. Aku menganggapnya seperti saudaraku," jelasnya, kemudian memandang Haechan dalam mode serius. "Jadi, bagaimana tentang perasaanmu? Kau sungguh-sungguh menyukainya, atau kau hanya menyukai tubuhnya?"
Menyukai tubuhnya? Haechan berdecih. Well, tubuh Renjun tidak sebagus itu. Dia kurus dan terlihat ringkih. Meskipun Renjun kerap mengajaknya berkelahi, tapi Haechan tahu pemuda itu sangat lemah. Dan, Renjun bukan tipenya sama sekali!
"Haechan, tentang Renjun yang merasa tidak nyaman dengan keberadaanmu, itu adalah kebenaran. Namun, dia tidak menginginkanmu pergi. Aku juga tidak tahu ada apa dengannya ketika aku menyarankan untuk mengusirmu, dia menolak."
Hyunjin meminum soda miliknya hingga tandas. Dia memandang ke atas, menatap langit malam yang cukup berawan. Sepertinya malam ini akan turun hujan lagi. "Kupikir ... dia merasakan hal yang sama padamu."
Benarkah? Haechan membatin. Tapi itu tidak mungkin! Renjun amat membencinya. Apalagi dia adalah orang yang dulu merundung pemuda itu hingga tidak melanjutkan sekolah. Haechan yakin, Renjun tidak menyukainya.
"Hyunjin, aku ingin mendekatinya."
Si Pemuda Hwang tersenyum tipis. "Dekati saja, toh dia belum memiliki kekasih."
Namun, Haechan menggeleng. "Tapi aku tidak menyukai pekerjaannya. Itu sangat menyakitiku melihat dia membawa pria lain ke apartemen."
"Maka hentikan dia," timpal Hyunjin. "Sejujurnya, aku menginginkan dia berhenti. Aku khawatir dia terkena penyakit kelamin."
Haechan membenarkan. Itu juga menjadi salah satu hal yang dia takut-takutkan. Renjun berhubungan badan dengan orang asing yang dia tidak tahu kesehatannya. Mengerikan!
"Kalau begitu, bantu aku." Haechan menatap pemuda Hwang lurus. Matanya menyorotkan ketegasan. "Bantu aku mendekatinya."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet Again - Hyuckren
Fanfiction[COMPLETED] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menemukan pria dari masa lalunya dengan wajah lebam tak karuan, Renjun terpaksa membawa pria itu ke apartemennya untuk mendapat pengobatan. Pria itu, Lee Haechan, adalah seseorang yang dulu mem-bully-nya habis...