Sudah tiga hari, Renjun merutuki dirinya sendiri. Dia tidak berani melakukan apa yang Hyunjin sarankan. Tidak pula untuk membuat keadaan lebih baik. Justru, ketidakpeduliannya menyebabkan Haechan menjauh dan berimbas pada kerenggangan hubungan mereka. Keduanya tidak banyak bicara.
Renjun terlalu malu mengakui bahwa ada sesuatu yang terjadi. Ketika Haechan memintanya menjadi kekasih, dia sadar pria itu benar-benar serius dalam ucapannya. Renjun juga ingat perasaan senang yang menelusup sanubari, membalas ajakan hubungan dengan pagutan ciuman. Keduanya mengerti. Malam itu mereka berbagi saliva dengan melibatkan perasaan cinta.
Sayangnya, sikap Renjun seolah buta. Berpura-pura lupa padahal dia ingat intinya. Sampai di mana Haechan tidak tahan dengan situasi di antara mereka, pria itu mendatanginya. Di kamar, saat Renjun baru pulang bekerja.
"Kau melakukannya lagi," geramnya. Terlepas dari ketidakjelasan hubungan mereka, Haechan paling tidak suka melihat Renjun melakukan pekerjaannya.
"A-apa?"
Haechan menatap matanya. "Menjadi jalang."
Sekilas, tampak kesedihan dalam sorot mata Renjun. Seharusnya dia tidak sakit hati, namun karena Haechan yang mengatakannya, Renjun sedikit terbawa perasaan. "Lalu, apa? Aku menjadi jalang untuk memenuhi kehidupanku sendiri."
Kepala Haechan berpaling, mengusak rambutnya jemu. "Kau membuatku kacau!" Ia berantakan: hati dan pikirannya. Sudah jelas penyebabnya adalah Renjun, namun pemuda itu seakan menutup dirinya dari dia yang mencoba menyampaikan perasaannya. Tidakkah Renjun mengetahui seberapa dalam pancaran tidak sukanya saat melihat pemuda itu pulang diantar oleh pria yang menyewanya?
"Katakan saja jika kau tidak ingin menjadi kekasihku," ucap Haechan kemudian. "Aku menyukaimu. Tapi jika kau tidak merasakan perasaan yang sama, aku akan menerimanya. Setidaknya, beri aku kejelasan agar aku memiliki alasan untuk tidak marah ... saat kau melakukan pekerjaanmu."
Di akhir kalimat, Haechan menatap Renjun lagi. Dia terus menunggu. Bermenit-menit menanti jawaban. Sialnya, apa yang dia nantikan terus bungkam. Membuat Haechan muak, marah pada dirinya sendiri karena sepertinya dia yang terlalu tergesa-gesa menginginkan hubungan.
Hyunjin pasti salah. Renjun tidak menyukainya.
"It's oke, jangan dipaksakan. Aku sudah tahu jawabannya." Sebagai permintaan maaf, Haechan menepuk-nepuk kepala Renjun yang terus menunduk. Lalu pergi, meninggalkan pemuda Huang yang kini bergetar-getar bahunya.
Dasar pengecut!
***
Haechan pergi dan tidak kembali hingga keesokan hari. Semalam, dia mendatangi bar milik Johnny dan memutuskan untuk menginap di rumahnya sekaligus mengengok sang ponakan yang baru lahir. Namanya Seo Aera, bayi perempuan menggemaskan yang tengah dia kecupi pipi gembilnya.
"Noona, kalau kau tidak keberatan, bolehkah Aera untukku saja? Astaga, dia sangat lucu! Aku tidak tahan!" Haechan memekik gemas, kembali bermain dengan bayi tersebut.
"Kau akan mendapatkannya setelah menikah, Haechan." Istri Johnny terkikik geli melihat wajah masam pemuda di sisinya. "Oh, sudah berapa umurmu? Kau harus segera mencari pendamping. Atau aku perlu mengenalkanmu beberapa gadis? Kau masih single, 'kan?"
Johnny datang sambil membawa susu bayi. Dia menyeletuk, "Haechan masih single, Babe. Dia juga sedang menyukai seseorang, namun bukan gadis." Lalu berbisik di telinga istrinya, "Dia berbatang."
"Jadi, kau menyukai laki-laki?"
Haechan mendelik ke arah Johnny. Semalam, ada sesi curhat antara dia dengan pria itu. Lantas, Haechan berdengung kaku menjawab pertanyaan gamblang dari Ibu Seo Aera. "Ya, tapi aku juga masih menyukai wanita. Namun entah mengapa, aku tiba-tiba saja tertarik pada laki-laki. Mungkin karena kami tinggal bersama? Aku tidak tahu."
"Itu tidak masalah," tangkasnya. "Lalu, bagaimana? Kalian sudah ...,"
Haechan menggeleng murung, tahu apa yang dikatakan wanita itu selanjutnya. "Belum, Noona. Dia tidak menyukaiku."
Reaksi terkejut didapatkannya. "Yang benar?!"
Kepala Haechan mengangguk. "Ya, but I don't give up trying."
TBC
Promot ebook bentar eaaa
Blurb:
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet Again - Hyuckren
Fanfiction[COMPLETED] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menemukan pria dari masa lalunya dengan wajah lebam tak karuan, Renjun terpaksa membawa pria itu ke apartemennya untuk mendapat pengobatan. Pria itu, Lee Haechan, adalah seseorang yang dulu mem-bully-nya habis...