Twenty-two

2.3K 348 13
                                    

Renjun kesal sekali! Rasanya, dia ingin membogem wajah Haechan dengan tangannya yang kini terkepal kuat-kuat. Haechan ketiduran saat film diputar di sepuluh menit pertama. Awalnya pria itu sempat bangun karena Renjun menegur, tetapi Haechan melakukannya lagi sampai di menit terakhir.

Renjun jadi berharap lebih sejak Haechan mengalihkan acara nonton mereka menjadi kencan. Faktanya, pria itu mengecewakan!

"Hei, maafkan aku. Aku ketiduran karena lelah." Haechan membujuk Renjun dengan mencoba meraih lengannya.

"Ya, maka dari itu kita tidak seharusnya di sini. Lebih baik kau pulang saja supaya kau bisa lanjut istirahat," balas pemuda Huang tidak menaruh perhatian.

"Bagaimana dengan belanjanya?"

"Aku bisa minta bantuan Hyunjin untuk datang," ujarnya sambil lalu, keluar dari area teater.

"Tidak mau. Biar aku yang menemanimu," kekeh Haechan, mengejar Renjun. Namun, sang pujaan tidak mengindahkan keputusannya. "Tapi tadi kau ketiduran, Haechan. Kau lelah, bukan? Belanja bisa memakan waktu sampai dua jam."

"It's oke. Tidak masalah. Asal kau tetap mengandalkanku untuk menemanimu."

"Ck, terserah!" Sebal, kaki Renjun menghentak sekali, meninggalkan Haechan menuju supermarket di sisi bioskop.

***

Mengambil banyak jenis daging, Renjun membuat Haechan meringis melihat dompetnya. Uang miliknya tidak cukup untuk membayar semua itu. Belum lagi kebutuhan lainnya yang masih harus mereka beli. Haechan menggaruk pelipis. Bagaimana caranya mengatakan pada Renjun?

"Menurutku ... ini berlebihan. Kita ... tidak setiap hari makan daging, 'kan? Kau pernah bilang untuk berhemat. Lalu, kenapa ... kau malah mengambil banyak daging mahal?"

Renjun menoleh. Meskipun bibirnya mencebik, dia tetap menjawab, "Sekali-sekali. Kau tidak merindukan makan daging? Kau mau setiap hari kumasakkan telur gulung terus, hm?"

Haechan menggeleng. Dia tidak mau. Sebenarnya cukup bosan dengan menu makan sehari-hari mereka yang didominasi dari olahan telur. Itu sedikit memuakkan, omong-omong. Haechan juga merindukan makanan favoritnya, perut babi panggang. Tapi ... kenapa harus sebanyak ini?

Maka, dia memegang kendali troli belanjaan. Menahan gerakan pemuda Huang yang hendak meraih segelondong buah semangka. "Renjun, dengar, gajiku tidak sebesar itu untuk membayar semua belanjaan ini. Kau harus tahu, sekarang aku hanya mampu membayar seperempatnya."

"Aku tahu." Gemas akan tingkah kekasihnya, Renjun mengusap lembut kepala Haechan. "Aku yang membayar semua ini, oke. Tidak perlu khawatir. Aku memiliki simpanan uang cukup banyak untuk kita habiskan hari ini."

Haechan memegang kepalanya. "Maksudmu, kau mau melakukan pemborosan?"

"Tentu, kenapa tidak?" Balasnya santai.

"Kau bukan Huang Renjun yang kukenal!" Tandas Haechan. "Jangan mentang-mentang gajimu lebih besar dariku, ya, lalu kau menggunakan uangmu seenaknya. Lebih baik kau gunakan itu untuk membayar tunjangan!"

"Sudah, jangan dipikirkan." Renjun mengibas-ngibaskan tangannya. "Uang dari hasil pekerjaanku, mari kita habiskan bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan. Setelah ini, kita bisa membeli baju, sepatu, atau barang lainnya yang kita perlukan."

Renjun menjumput beberapa pak susu kotak, kemudian menaruhkannya di keranjang troli. "Sebentar lagi musim dingin. Kita bisa membeli baju tebal, mantel, dan sarung tangan. Jangan sampai kita memakai pakaian tipis, 'kan," tambahnya, diakhiri dengan kekehan.

Melirik ke samping, Renjun melihat kening Haechan berkerut. "Namun, setelah ini aku akan mengandalkanmu masalah keuangan selagi aku mencari pekerjaan baru. Apa kau keberatan?"

Sejenak, Haechan berhenti berjalan. "Bodoh," umpatnya tidak begitu keras. "Tentu saja tidak! Kau bisa mengandalkan apapun padaku! Akan kulakukan sebisa yang kumampu."

Haechan merangkul bahu Renjun. Mereka kembali melangkah bersama. "Jadi, kau benar-benar mau meninggalkan pekerjaan bangsat itu? Mau berhenti menjadi jalang—"

"Haechan!" Dan perut pria itu menjadi sasaran empuk bagi Renjun untuk menyampaikan balasan.





TBC

When We Meet Again - HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang