Thirteen

2.8K 436 24
                                    

"Ini, kukembalikan dompetmu."

Haechan senang-senang saja saat Renjun menyerahkan dompet miliknya yang sempat dia berikan untuk pemuda itu. Tidak menyangka, Renjun mau mengembalikannya tanpa mengambil sepeser pun uang— "Ya, ini kosong! Di mana uangku?!"

Remot TV dipukulkan ke kepala Haechan. Renjun meliriknya sebal. "Tentu saja kuambil! Kau membayarku dengan mahal, bukan?"

"Tapi ...," Haechan nelangsa. Isi dompet itu adalah seluruh gajinya selama satu bulan bekerja di pasar dan minimarket. Sekarang, dia menyesal! Jerih payahnya sudah habis tak bersisa! "Sial, kau membuatku menyesal sudah menyetubuhimu."

"Apa?!" Mulut atas Renjun terangkat, mendesis marah. Maka, dia mendorong tubuh Haechan hingga berbaring di sofa, lalu menaikinya. "Ya! Kau adalah pria pertama yang berkata begitu. Aku tidak terima! Mereka malah mengingkanku lagi. Sedangkan, kau menyesal? Bangsat!"

Lalu kerah kaos Haechan dia tarik. "Dengar, apa yang kau dapatkan itu setimpal dengan bayaran yang kau berikan! Kau pikir aku tidak kesakitan karena penis besarmu itu, hah?! Kau pikir bagaimana rasanya bermain dengan sesama pria? Sakit, tahu!"

Bukannya terbawa emosi yang Renjun harapkan, Haechan justru menekan lembut pipinya. "Kalau begitu hentikan. Hentikan pekerjaanmu jika sangat menyakitkan."

"Kau bicara apa?" Renjun turun dari tubuh Haechan. Dia mendadak tidak tenang. Mendengar nada sehalus itu dari mulut Haechan, Renjun merasa gelisah. "Sudahlah. Aku ingin bertemu Hyunjin."

"Renjun," Haechan menggapai tangannya. "Aku minta maaf, tapi bisakah hentikan saja? Pekerjaanmu ... itu juga menyakitkan untukku."

Renjun berbalik dengan wajah bingung. "Apa yang kau bicarakan?"

"Aku ... tidak tahu." Pemuda Lee meraup muka. "Entahlah, aku hanya tidak suka melihatmu melakukan pekerjaan itu. Menyakitkan bagiku saat kau membawa pria lain ke apartemen ini, lalu kalian berhubungan badan. Aku tidak suka, Renjun."

Haechan frustrasi. Dia bingung apa yang dia rasakan saat ini. Sekadar rasa tidak suka melihat Renjun dengan pria lain, belum tentu membuktikan bahwa jantungnya berdebar juga karena dia menyukai pemua itu. Haechan hanya ingin Renjun berhentu dari pekerjaannya. Apakah itu salah?

"Haechan—"

"Maaf, maafkan aku. Sepertinya aku banyak bicara. Lupakan saja." Haechan berdiri. Berpura-pura memasang wajah tegas untuk menghadapi kerunyaman hatinya. "Baiklah, aku memiliki sif di minimarket. Sampai nanti."

Meninggalkan Renjun, Haechan buru-buru pergi. Rasanya dia mau gila memikirkan bagaimana perasaannya! Haechan tidak mengerti!

Sementara itu, Renjun masih berdiri di tempat. Dia menggumam sembari tersenyum tipis. "Bilang menyukaiku apa susahnya."






TBC




When We Meet Again - HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang