10. Salah Tingkah or Malu?

898 85 7
                                    

Jangan gengsi bilang salah tingkah, kentara dari pipi lo yang merah.

-Askara Gerhana Bramarya-

***

"Fyuuuu, capek banget gue." Keluh Putra sembari duduk beralaskan tanah, tak peduli celana sekolahnya kotor.

"Makanya Put, hilangin dong kebiasaan jelek lo."

"Gak bisa." Balasnya enteng.

"Astaga, lo belum coba udah bilang gak bisa."

"Mendingan kalian bantuin gue dong. Pegel nih tangan gue."

"Yang kena hukuman siapa?"

"Gue."

"Terus ngapain lo nyuruh-nyuruh kita?"

"Yaelah, bantuin orang itu pahala loh."

"Gue tau."

"Yaudah bantuin gue napa. Tinggal dikit tuh."

"Males gue." Balas Faren dan menyenderkan kepalanya di pohon sambil bersiul.

"Bantuin si Putra tuh, kasian dia."

"Dengerin tuh, di suruh ketua kan lo. Lagipula siapa suruh pada ikut."

"Kita ikut bukan karena mau ikutan nyapu nih sampah. Kita ikut soalnya lagi males belajar, emang mau ikutan keluar bolos doang." Jelas Faren.

"Gini aja deh supaya adil, per orang pungut satu daun mangga." Ide Faren.

"Sisanya si ketua." Tanya Putra.

"Ogah!"

"Tuh denger kan? Jadi sisanya ya lo lah."

"Ck, mending pada gak usah bantuin gue kalau cuma satu daun per orang."

"Yang penting kan kita bantuin, Put." Timpal Bisma.

"Bantuin itu seikhlasnya." Faren juga ikutan menimpali.

"Gak perlu bantuin kalau gak ikhlas." Kesal Putra lalu kembali bangkit mengambil sapu dan menyapu sampah yang tersisa sedikit.

"Mending lo sapu cepet, kita yang pungut." Davian pun bersuara, ia  kasihan melihat Putra yang benar-benar terlihat lelah.

Tentu saja, pasalnya hukumannya kali ini meningkat, hukuman tetap sama yaitu di suruh menyapu halaman dekat lapangan yang terdapat pohon mangga di sana. Bedanya biasanya hanya sekitar di situ saja, namun kali ini ia di suruh juga disekitar depan kelas sepuluh.

Untungnya jam pelajaran sedang berlangsung, jadi ia tidak menjadi pusat perhatian siswi-siwi yang suka melihat ketampanannya. Putra tidak sadar saja, padahal mereka berlima sudah menjadi pusat perhatian sedari tadi oleh siswi yang tengah melakukan pelajaran olahraga.

Pada saat jam pelajaran pertama tadi ada tugas yang diberikan oleh gurunya. Teman-temannya sudah menyuruhnya mengerjakannya cepat, tapi Putra malah membaringkan kepalanya dengan berucap nanti akan di kerjakan dan malah tertidur hingga lupa mengerjakannya sampai guru masuk dan menagih tugas-tugas mereka.

"Beneran ya Dav mau bantuin gue." Ucap Putra antusias, pasalnya ia benar-benar butuh bantuan sekarang.

"Lo nyapu aja cepet!" Titah Davian.

"Dav, kita-kita yang pungut daun-daun itu?"

"Iya, kecuali Askara." Jawab Davian dan mengecualikan Askara, sudah pasti cowok itu tidak akan mau.

"Oke deh, bantuin teman kan dapat pahala."

"Oke kalau gitu."

"Di suruh Davian baru pada mau kalian." Ketus Putra.

ASKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang