37. Jebakan

448 42 5
                                    

"Leaaaaa." Nadia masuk kelas langsung memeluk Lea.

"Aduh Nadia, kenapa sih?"

"Sekali lagi happy birthday my Lea."

"Ini udah ke tiga puluhnya lo ucapin gue tau." Ucap Lea melebih-lebihkan.

"Hehehe."

"Nanti kita ke kafe yuk."

Lea menggeleng. "Makan-makan sama tante gue dan Rafa di rumah udah cukup bagi gue."

"Kalau gitu hari ini beda, kita rayain di kafe berdua aja. Gue yang traktir lo."

"Makasih, Nad, tapi gak deh. Masa lo yang traktir, yang ulang tahun kan gue."

"Ya gak apa-apa, Lea. Mau ya?"

"Kak Askara nyuruh gue nanti malam keluar bareng."

"Udah gue duga lo bakal keluar nantinya sama kak Askara. Berarti ada kesempatan juga bareng gue dulu dong?"

"Gue pasti luangin waktu gue buat sahabat gue lah."

"Aaaaa soswit. Oke, kalau gitu nanti gue jemput lo."

Lea mengangguk tersenyum.

"Di group sekolah dan kelas semuanya heboh bicarain lo tau."

"Gue?"

"Soal foto lo yang diposting kak Askara." Jelas Nadia.

"Memangnya kenapa?"

"Jangan-jangan kalian udah jadian ya diam-diam di belakang gue?" Tanya Nadia heboh.

"Gak, gue belum jadian."

"Oh... belum ya?" Goda Nadia.

"Iya belum." Sepertinya Lea sedikit salah tingkah.

"Lo lagi jadi bahan gosip di sekolah."

"Bukannya emang dari dulu ya?"

"Iya sih." Jeda Nadia, lalu memperlihatkan postingan Askara. "Lihat deh komen-komennya, ada yang dukung lo ada yang gak." Ucap Nadia sambil menscroll isi komen.

"Itu hak mereka. Udah lah, gue gak mau peduliin juga."

"Oh iya, gimana? Lo udah tau siapa pengirim boneka itu?"

"Belum. Skaigor masih sementara cari pengirimnya siapa."

"Pasti serem banget diteror gitu." Nadia bergidik ngeri membayangkan jika terjadi padanya.

"Pasti lah, Nad. Apalagi gue baru pertama kalinya ngalamin kayak gitu."

"Terus kemarin malam ada yang ngirim lo lagi atau semisal kirimin lo chat misterius?"

"Gak ada. Mungkin karena gue udah gak sendiri lagi. Apalagi kemarin malam ada anggota inti dan sebagian lainnya Skaigor juga yang jaga sambil nongkrong di teras rumah gue."

"Serius? Rame dong rumah lo?"

"Saking ramenya, tatangga-tetangga gue pada nanya ke tante gue ada acara apa." Jelas Lea terkekeh dan Nadia juga terkekeh.

"Tetangga-tetangga lo gak risih? Biasanya kan ada tetangga tuh yang gak mau keganggu sama anak-anak mudah gitu."

"Malahan tetangga samping rumah gue izinin. Katanya sih kapan lagi bisa liat cowok-cowok tampan, cool, kaya."

"Yang ngomong gitu ibu-ibu?"

Lea mengangguk.

"Tetangga-tetangga lo asik ya. Gue aja waktu ke rumah lo diramahin."

"Gak semuanya sih. Sebagian mereka juga percaya sama tante Naira dan gue, kalau kita gak bakal lakuin hal yang merusak lingkungan. Pasti paham kan soal cuma sendirian cewek di antara beberapa cowok, pasti tetangga ada yang mikirnya jelek."

ASKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang