26. Pemberian Ketiga

542 62 0
                                    

Cukup tiga kali aja gue kasih secara diam-diam,
sisanya gue kasih secara langsung.

-Askara Gerhana Bramarya-

***

Seorang wanita cantik dengan tas selempang hitam branded seharga jutaan itu memasuki salah satu butik yang terkenal di Jakarta.

"Selamat datang bu Raisa." Sambut Niar selaku pemilik butik ini.

Raisa membalasnya dengan senyum ramah.

"Mari bu Raisa, saya antar." Niar membawa Raisa ke ruangan di mana banyak gaun yang sudah selesai dengan rapi terjejer di sini.

"Naira, tolong perlihatkan pesanan ibu Raisa ya." Pinta Niar.

"Baik bu."

"Muka perempuan itu sedikit ada kemiripan sama dia." Batin Raisa yang sempat memperhatikan lekat wajah Naira.

Naira? Yah, tantenya Lea bekerja di butik ini. Tidak lama Naira pun sudah kembali membawa baju yang sudah dirancang oleh designer hebat yang bekerja di sini.

Raisa mulai memeriksa bajunya, jika ada yang kurang bisa di lapor secepatnya untuk dirancang ulang.

"Perfect."

"Ibu mau ambil sekarang atau bagaimana?"

"Hari ini saya langsung ambil."

"Sebentar ya bu."

"Saya tunggu di depan ya."

"Baik bu." Ucap Naira dan bergegas pergi.

"Naira." Panggil Raisa setelah mengambil sesuatu yang jatuh.

"Iya bu, ada apa?" Tanya Naira kembali menghadap Raisa.

"ID Card kamu jatuh." Ucap Raisa memperlihatkan kartu pengenalan karyawan milik Naira.

"Oh, makasih banyak bu."

"Sama-sama."

"Naira Maharani. Iya benar, nama belakangnya juga sama." Gumam Raisa setelah Naira pergi dan ia juga segera melangkah ke depan.

<>

"Mama." Kila berlari memeluk mamanya yang baru datang.

"Hai sayang."

Cup. Kila mencium kedua pipi Raisa.

"Mama dari mana?"

"Mama dari butik ambil baju pesanan mama." Jawab Raisa sembari memperlihatkan tentengan paperbag.

Raisa dan Kila berjalan ke ruang tengah.

"Kak Askara mana, sayang?" Tanya Raisa.

"Lagi bobo di atas." Jawab Kila.

Cup.

"Askara."

Yah, ciuman itu berasal dari Askara yang tiba-tiba muncul dari belakang.

"Mama dari mana?"

"Dari butik Tivany."

"Mama sama papa besok jadi berangkat?"

"Iya, kamu sama Kila anter mama ya."

"Pasti dong ma."

"Bakal kangen mama." Manja Kila dengan memeluk Raisa.

"Cuma empat hari doang sayang."

"Kenapa Kila gak ikut aja sekalian ma?" Tanya Askara.

"Gak bisa, Kila besok lusa ada ulangan." Jawab Raisa.

ASKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang