12. Berteman Dulu

754 87 3
                                    

Semua diawali dengan status teman dulu. Sampai pada waktunya tiba hubungan kita berganti status pacaran. Dan pada waktu yang tepat berubah status suami-istri jika Tuhan menghendaki.

***

"Leaaaa." Teriakan panggilan dari
Nadia terdengar nyaring pas ia masuk dan buru-buru duduk di bangkunya.

"Lo kenapa sih? Masuk-masuk langsung teriak panggil gue?"

Nadia mengatur napasnya lebih dulu, sebelum berbicara. Saat sudah masuk gerbang Nadia sudah berlari kecil sampai ke kelas. Entah ada apa.

"Gue kepo banget sama lo!" Masih heboh tapi dengan suara yang tidak menggelegar seperti tadi. Sepertinya sudah ada sedikit kesamaan dengan Bisma.

Lea mengernyitkan dahinya heran dengan maksud Nadia.

"Soal kemarin."

"Memangnya kemarin kenapa?"

"Pas di parkiran, kak Askara ngajak lo pulang bareng. Gak mungkin lo lupa."

Sudah Lea duga jika ada sangkut pautnya dengan Askara. Ia memutar bola matanya malas.

"Terus kenapa?"

"Ya gue kepo lah. Lo terima ajakannya kak Askara?" Sungguh, tingkat keponya Nadia tak bisa dipungkiri jika menyangkut Skaigor.

"Enggak."

"Lo gak terima? Why, Lea?"

"Gue gak mau. Lagian jujur aja ya, kalau gue bareng pulang dan diboncengi kak Askara, udah di pastikan bakal heboh seGerilya."

"Emang udah pasti sih. Apalagi kak Askara yang baru pertama kalinya ngajak cewek pulang dan itu adalah lo!"

"Makanya gue gak mau ada kesalah pahaman. Terutama sama kak Mauren. Gue bener-bener udah gak mau berurusan lagi sama dia."

Lea bukannya takut sama Mauren. Ia hanya tidak ingin bermasalah dengan siapa pun di sekolah ini, termasuk dengan gadis yang terkenal suka membully itu.

"Iya juga sih. Gue juga gak mau lo kenapa-napa." Prihatin Nadia.

"Oh iya, kak Askara gak maksa lo kemarin kan?"

Lea menggeleng. "Gue dikasih pilihan, pulang bareng saat itu juga atau lain kali. Ya gue langsung pilih lain kali aja."

"Terus?"

Belok.

"Kak Askara minta nomor handphone gue." Jawabnya dengan suara dipelankan, karena suasana kelas sudah mulai ramai.

Sontak detik itu juga mata Nadia melebar dan mulutnya menganga tak menyangka.

"Ekspresi lo boleh biasa aja gak sih? Gak usah segitunya juga kali, Nad." Lea sedikit terkekeh.

"Lea, kalau lo kasih tau ke orang di kelas ini selain gue, ekspresinya juga bakalan kayak gue. So, lo kasih nomor lo?" Tanya Nadia antusias.

"Iya, gue kasih aja."

"Fix deh ini, kak Askara naksir sama lo." Seru Nadia dengan jari telunjuknya digoyang-goyangkan.

"Jangan kenceng-kenceng ngomong kayak gitu, Nad. Gue gak mau ada kesalah pahaman nanti, terus ada gosip yang gak-gak. Belum tentu juga kok sesuai apa yang lo omongin."

"Murid-murid di sini juga kemungkinan udah pada tau. Apalagi yang pernah sempat liat lo bareng kak Askara, pasti ada yang mikirnya kayak gitu, ada juga yang mikir lo cari perhatian."

Lea menghela napas kecil menyangkut kalimat terakhir yang Nadia katakan.

"Lea, lo udah mulai tertarik gak sama kak Askara?" Tanya Nadia senyum-senyum jika Lea memang benar sudah tertarik.

ASKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang