01. Anggota Inti Geng Skaigor

3K 182 103
                                    

Kalian cari gara-gara kita ladenin,
Kalian gak cari gara-gara kita diemin,
simple kan.

***

"HAI EVERYBODY!!" Sapaan seorang cowok menggelegar ke penjuru ruang kelasnya saat ia masuk, sehingga beberapa teman kelasnya sampai ada yang terperanjat kaget dan sebagian ada yang bodoh amat karena sudah terbiasa mendengar teriakan sapaan dari salah satu teman kelasnya itu dan juga ada yang histeris karena itu tandanya kelima most wanted sekolah ini telah datang. Ralat, tapi hanya berempat karena entah kenapa yang satunya sudah datang duluan.

Temannya satu itu yang selalu mengumpat setiap kali mendengar suara menggelegar milik Bisma Alvio Yudhistira yang lumayan cempreng. Andai saja merdu, dijamin semakin membuat tidurnya nyenyak, lah ini gak ada merdu-merdunya sama sekali.

"Monyet lo! Ganggu tidur gue aja!" Umpat Putra.

"Astagfirullah maafin teman gue yaAllah selalu ngatain gue." Ujar Bisma dramatis dengan mengadahkan tangannya ke atas.

"Berisik!"

"Salah lo sendiri masih pagi-pagi udah molor." Timpal Davian Annoval Kaisar cowok yang nimbrung kadang sekali-kali.

"Gue ngantuk, makanya gue tidur." Belanya.

"Lo ngantuk boleh. Tapi, pagi-pagi gini harus semangat dong."

Putra tak menanggapinya lagi. Cowok itu memilih menenggelamkan kembali wajahnya ke lipatan tangannya.

Ardiputra Niel Juanta adalah cowok paling pemalas dan bodoh amatan di antara mereka. Para sahabatnya hanya geleng-geleng kepala melihat sikapnya itu.

"Lah, tidur lagi nih anak."

"Bis." Panggil Faren Arryzal Wisma.

"Bis Bis, Bis apaan. Lo pikir gue bis tayo."

"Lah nama lo kan Bisma. Kalau gue panggil lo Ma, lebih parah lagi, lo kan bukan ma' gue. Terus kalau Bis, lo malah gak mau di panggil gitu. Terus Apa dong?"

"Sma." Eja Bisma.

"Oke deh oke."

"Tadi lo mau ngomong apaan emang?" Tanya Bisma.

"Lupa gue."

"Wah temen gue baru kelas 11 udah pelupa aja. Kebanyakan makan micin kali lo." Ledek Bisma bercanda.

"Gue gak tau sih nyokap gue tarohin berapa sendok ya ke sayur yang gue makan." Balas Faren asal.

"Jangan jadi anak durhaka lo nuduh yang nggak nggak ke nyokap lo."

"Yaelah becanda doang kali."

"Kar, diem diem bae lo." Timpal Bisma pada Askara yang sedang menatap ponselnya.

"Jangan ikut malas-malasan kayak Putra lo, jangan ikut jadi patung juga kayak Davian."

"Gak bermutu pembahasan kalian berdua." Balas Askara Gerhana Bramarya.

Bel masuk sudah berbunyi. Tapi, mereka masih mengobrol. Beberapa menit setelah bel berbunyi. Ibu Farah selaku wali kelasnya dan di kenal guru kiler di sekolah ini sudah memunculkan dirinya di ambang pintu. Semua aktivitas para penghuni kelas ini langsung berubah menjadi duduk di bangkunya masing-masing dengan rapi.

Tapi, cowok yang sedang tidur masih belum bangun, membuat ibu Farah menatap tajam ke arah bangku cowok itu. Ibu Farah berjalan mendekat, para sahabatnya yang melihatnya hanya diam enggan ikut campur. Sudah tahu apa yang akan terjadi.

ASKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang