25. Davian galau

547 62 1
                                    

Tidak jadi bertemu pacar yang ldr benar-benar menyebalkan.
Tapi, bisa dimaklumi jika alasannya jelas.

-Davian Annoval Kaisar-

***

Mata Lea langsung melebar ketika sebuah gunting diperlihatkan depan wajahnya.

Lea tidak diam saja, ia mendorong tubuh Mauren sekuat tenaga hingga terjungkal ke belakang.

"Bener-bener sialan lo! Berani lo ya sama gue adik kelas miskin!" Geram Mauren.

Lea megambil cepat gunting yang terjatuh saat Mauren terdorong.

"Kak Mauren bisa bertingkah, aku juga bisa."

"Lo pikir gue takut sama lo ha?! Lo berani bertingkah, gue bisa lebih bertingkah." Ucap Mauren berdiri lalu mendekat ke salah satu bilik.

"Kak Mauren gak boleh bertingkah seenaknya, rendahin, hina, dan bully murid-murid di sini yang dibawah kak Mauren."

"Adik kelas kayak lo gak usah bacot!"

"Kalau rambut indah kak Mauren terpotong, apa masih bisa jadi primadona di sekolah ini?" Alis Lea terangkat sebelah dan melangkah perlahan mendekati Mauren.

Bruk.

Mauren mendorong tubuh Lea masuk ke dalam bilik dan cepat menutup pintu lalu menguncinya.

"Kak Mauren." Teriak Lea sambil mengedor pintu.

"Selamat menginap di toilet adik kelas songong."

"Kak Mauren buka pintunya."

"Ogah!!!" Balas Mauren dan berjalan keluar.

Lea menghela napas gusar. "Sial, lampunya pake dimatiin lagi."

Beruntung pikiran Lea langsung tertuju pada benda pipih itu, ia langsung merogohnya di saku roknya.

"Untung hp gue gak lowbet." Lea bisa bernapas lega.

"Tapi, siapa yang gue hubungi? Nadia pasti bakal cemas banget dan dia bakal merasa bersalah."

"Kak Askara? Gak gak." Ucap Lea dengan menggelengkan kepalanya.

Beberapa detik. "Oh iya, pak satpam. Untung gue sempat ambil nomornya pak Supri dulu."

Waktu itu Lea sempat mengambil nomor telepon pak Supri selaku salah satu satpam yang berjaga di sekolah ini dengan alasan untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu padanya.

"Hallo, pak Supri."

"Kenapa neng Lea?"

"Tolongin saya pak, saya kekunci di bilik toilet."

"Toilet yang mana neng?"

"Toilet umum di lantai satu."

"Oke neng. Saya ke situ sekarang."

Beberapa menit pak Supri sudah datang dan langsung membukakan pintu yang sebelumnya terkunci.

Lea pun bernapas lega.

"Neng Lea kenapa bisa kekunci? Udah pulang sekolah lagi."

"Gak tau siapa yang kunciin, pak."

"Apa perlu bapak liat cctv siapa aja yang masuk ke toilet supaya kita tau siapa yang kunciin neng Lea."

"Gak perlu pak. Saya udah gak permasalahin itu kok, yang penting saya udah keluar."

"Yaudah kalau gitu saya kembali bekerja dulu ya neng."

ASKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang