tebar pesona

393 73 13
                                    

Jangan lupa vote & comment 😊






__________________________


□□□□□□□

__________________________

(BAGIAN 22)

***

Yudha dan Alghaf sekarang berada di rooftop kamar Alghaf yang berada di lantai 2.

"Abang btuh penjelasan, Ghaf." Ujar Yudha memecahkan keheningan.

Alghaf menoleh, wajahnya penuh dengan tanda tanya. "Penjelasan apa?."

"Tentang Ayah." Ujarnya lagi.

"Oh." Hanya dua kata yang Alghaf ucapkan.

"Kok 'oh' doang?." Tanya Yudha.

"Aku harus jawab apa?. Ayah itu seperti yang abang tau, sifatnya, cara bicaranya dan juga wibawanya. Gak mungkin Abang lupa."

"Kamu ngerti arah bicaranya kemana. Dan Kamu tau maksud abang itu apa." Yudha mengatur posisinya menjadi berhadapan dengan Alghaf.

Alghaf menoleh kearah Yudha yang menatapnya intens. Alghaf menghela napasnya, dibukanya Cardigan yang sedari tadi menempel di badannya. Betapa terkejutnya Yudha melihat memar kebiruan di lengan sang adik. Alghaf membuka bajunya dan lagi-lagi Yudha menganga tak percaya. Di tubuh Alghaf terdapat bekas luka.

"Ayah yang ngelakuin hal ini?." Tanya Yudha.

"Iya." Alghaf kembali memakai bajunya dan menatap Yudha. "Bang, sebenarnya seberapa berharganya aku dimata Ayah?. Dulu, setiap nilaiku rendah pasti dihukum, entah itu di suruh belajar tanpa main HP sama sekali atau gak di bolehin makan seharian penuh." Ujar Alghaf. Dia tidak menangis, sudah terbiasa dia di perlakukan seperti ini.

Yudha diam, dia juga tidak tau kenapa dan mengapa ayahnya melakukan hal itu.

"Tapi sekarang, bukan nilai lagi yang buat aku di hukum. Setiap Ayah pulang dan saat melihatku entah kenapa ayah selalu melampiaskan amarahnya. Bukan hanya padaku saja, mama juga." Satu fakta yang Yudha baru tau.

"Mama juga?." Tanya Yudha tak percaya.

"Iya. Udah ya bang, jangan bahas Ayah disini. Aku mau nikmatin malam dengan tenang." Yudha mengangguk. Tersirat amarah di benak Yudha pada sang Ayah. Dia akan menanyakan kenapa Alghaf tak pernah mendapatkan perlakuan adil darinya.

"Kamu udah makan?." Tanya Yudha.

Alghaf menggeleng kepala sebagai jawaban. Yudha lantas berdiri sembari mengusap celananya yang terkena debu.

"Abang masakin kamu makanan, mau?." Tanya Yudha. Alghaf mengangguk seraya berdiri mengikuti Yudha.

***

Gibran Lelaki keturunan Chindo itu mengendarai Motornya entah kemana dia pergi, tidak ada arah untuk dia pulang. Hanya ada satu tempat yang terlintas di ingatannya. Gibran menambah laju motornya hingga sampai di tempat yang dia tuju.

The Crazy People/01L (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang