perbedaan

492 96 17
                                    

*perbedaan yang begitu nyata.*
_01Line_

*****

"Lo tau gak sih." Ujar Wildan memecahkan keheningan di kelas, hari ini tidak ada guru yang masuk, katanya sih sakit.

Seperti magnet yang tersimpan pada ucapan Wildan, ke 10 lelaki itu mendekat bahkan Juna yang jarang sekali berbaur langsung mendekat.

"Kenapa?." Tanya Bayu. Ah lelaki yang beberapa hari yang lalu mengeluh kesakitan sekarang sudah sehat wal'afiat.

"Jadi, katanya nih. Pohon beringin dekat taman sekolah, banyak penghuninya." Ujar Wildan.

"Benaran? Gue sering kesitu gak pernah tu lihat penghuninya." Sahut Madava.

"Mungkin lo penghuninya kali." Ujar Gibran lantas membuat mereka tertawa.

"Eh setan..." ujar Juna seraya memegangi dadanya. Suara gemuru petir dan hujan saling bertautan menambah kesan horor.

Hari ini entah kenapa alam sedang tidak bersahabat dengan manusia. Hujan dari semalam, memang sempat berhenti, tapi hanya sebentar.

Mereka semua melirik keluar, awan hitam pekat, hujan dan petir di tambah lagi kelas mereka berada paling pojok, kelas yang jarang sekali mendapatkan sinar matahari.

"Kelas kita udah kaya tempat Horror tau gak. Kelas di pojok, matahari jarang nyinarin nih kelas dan sekarang hujan, gelap sudah kelas kita." Ujar Madava yang masih senang tiasa memerhatikan hujan yang saling berjatuhan di tanah.

"Nyalain lampu." Sahut Alghaf dengan suara yang sedikit ketakutan.

Mereka lantas menoleh kearah Alghaf. "Lo takut gelap, Ghaf?." Ujar Juna. Alghaf menggeleng.

"Gak, cuman hujannya kuat banget. Gue takut hujan sama petir." Jevan mendekat pada Alghaf dan merangkul bahu sahabat kecilnya itu. Dia tersenyum

"Tenang gue ada disini. Jangan takut."

Ucapan yang di lontarkan Jevan membuat ke 10 lelaki tampan itu melongo tak percaya, sedekat itukah mereka?.

"Kenapa?. Ah iya. Kita tetanggaan terus teman dari kecil juga." Ujar Jevan begitu bangga nya. Yah begitulah Jevan.

Mereka hanya mengangguk dab kembali pada aktifitas masing-masing. Ucapan Wildan tadi bagaikan angin lalu.

***

Ke 11 Pria tampan dari kelas 01z keluar bersamaan, kalian tau?. Apa yang terjadi selanjutnya?.

Mereka menjadi pusat perhatian, nama mereka di teriaki bagaikan pemenang yang baru saja membanggakan sekolah. Atau lebih tepatnya mendapatkan hati setiap gadis-gadis SMA ANGKASA.

Bayu dan Wildan berjalan sembari merangkul, senyuman mereka memiliki Magnet tersendiri, di samping kedua biang onar kelas terdapat Mahesa dan Saykal, wajah mereka sangat damai, diam dan yah tentunya mempesona. Mahesa sesekali tersenyum pada gadis-gadis yang memandangi dirinya.

Jevan mempercepat langkahnya melewati Mahesa dan Saykal. Dia bersandar pada tembok tersenyum penuh makna sembari mencoel dagu gadis yang menunduk karena malu.

"Nama kamu siapa cantik?." Gibran menggelengkan kepalanya. Sudah mulai bereaksi nih Buaya.

"Nomor telfonnya." Jevan mengeluarkan ponselnya saat gadis itu ingin mengetik nomornya. Alghaf dengan cepat menarik lengan sahabatnya itu.

"Jangan terperangkap sama pesona buaya darat." Ujar Alghaf. Dia menarik lengan sahabatnya itu. Om Tristan harus tau kelakuan anaknya.

Mereka kembali berjalan, sesekali Jevan dan Bayu mengedipkan sebelah mata serta juga memberikan fly kiss pada setiap gadis.

The Crazy People/01L (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang