Jangan lupa vote & comment😊
▪
▪
▪
▪
▪
____________________________
□■■■■■■■□____________________________
(BAGIAN 38)
"sahabat itu bukan dilihat dari seberapa lama berteman tapi sahabat itu dilihat dari siapa yang ada disaat kita susah dan sedih."
_01L_***
"Kamu harus istirahat Alghaf." Ujar Yura, sedari tadi Yura sudah menyuruh Alghaf agar dia istirahat saja. Luka di pelipisnya sesekali terasa nyeri dan berakibat Alghaf merasakan sakit.
"Gak mau Ma." Kekeuh Alghaf, kalau dia istirahat, siapa yang menjaga Yudha?. Kalau Yudha tiba-tiba bangun tidak ada dia disampingnya, bagaimana?.
Yura memegang tubuh anaknya. "Denger, didalam sana ada Askar. Mama gak mau kamu berakhir di ICU." Sejak kapan ayahnya itu ada disana?.
"Dia datang saat kamu diobati tadi." Yura bisa melihat raut gelisah diwajah anaknya.
"Ayo balik." Yura menuntun Alghaf kekamarnya.
.
.
.
Jevan duduk diteras rumah Alghaf. Dia menendang beberapa kerikil dihadapnnya.
Dia memegang ponsel yang sedari tadi dia gunakan untuk menelpon Alghaf. Tapi, tidak bisa dihubungi. Sahabatnya itu dimana.
Dia kembali menelfon, namun sama saja. Nomor Alghaf tidak bisa dihubungi. Karna bingung mau ngapain, Jevan beranjak dari teras rumah Alghaf dan kembali kerumahnya.
Lain tempat. Chandra sedang nonton acara kesukaannya. Sesekali tertawa karena tingkah dari aktor yang berperan.
"Bodoh banget jadi manusia." Gumam Chandra diselingi dengan tawa. Jeffry yang kebetulan sedang lewat ruang tivi mendengar tawa sang anak.
Jeffry menoleh sekilas, Cassandra yang melihat suaminya dari arah tangga juga ikut melihat arah pandang suami, dengan langkah pelan. Dia menurungi anak tangga.
"Kamu ngapain disitu?. Gak kerja?. Uang bulanan mulai menipis." Dasar ibu-ibu, yang dipikirin uang mulu.
Jeffry yang sedang fokus menatap anaknya, menoleh sekilas kearah sang istri.
"Bertambah usia, berkurang juga ingatan kamu. Aku CEO. Pemilik dua perusahaan yang maju."0 Celetuk Jeffry, sebenarnya Jeffry infin pamer saja. istrinya itu kalau sedang cerewet dan banyak mau tinggal nemplok bibirnya pake segebok uang. Maka diamlah dia.
"Terus kamu lagi ngelihatin apa?. Udah kaya perampok aja."
Jeffry menunjuk menggunakan dagunya kearah Chandra. "Sudah lama aku tidak pernah lihat Chandra tertawa selepas itu." Cassandra mengikuti arah pandang suaminya.
"Kamunya yang sibuk kerja, gak pernah lihat tumbuh kembang anakmu sendiri."
Deg. Bagai ditusuk belati panas, Jeffry langsung terdiam saat itu. Diroasting Cassandra sangat pedih sekali. Mulut istri kalau bicara tidak pernah disaring dulu.
.
.
.
Juan dan Bayu sedang jalan di emperan, sesekali Bayu menendang batu kerikil yang menghalangi jalannya. "Bang, kita masa kabur cuman karna ucapan abah Jamal?."