ketemu

356 84 9
                                    

Jangan lupa vote & comment 😊






__________________________


□□□□□□□

__________________________

(BAGIAN 21)

****

Alghaf duduk di apit oleh Yudha dan Jevan, karena merasanya hening di antara ketiganya Jevan meminta izin untuk beranjak dari situ. Dia akan membiarkan kedua kakak beradik itu berbicara secara empat mata.

"Bang, Ghaf. Gue ke cafe sebrang ya, kalo udah selesai ngomongnya terlfon gue aja." Setelah berucap demikian Jevan beranjak pergi.

Keduanya memandang kepergian Jevan, Yudha kemudian mengalihkan pandangnya pada Alghaf, merasa di tatap Alghaf menunduk.

"Cardigan terus, lagi sakit?." Tanya Yudha.

Alghaf mengusap pelan lengannya yang tertutup cardigan coklat favoritnya. Lantas dia mengeleng. "Gak kok, bang Yudha kan tau dari dulu Alghaf hobi pake Cardigan." Yudha mengangguk saja.

"Lepasin Cardigan kamu." Ujar Yudha.

"Hah?."

"Hah heh hah heh. Cardigannya di lepas." Suara Yudha seperti sedang mengintimidasi seseorang.

"Jangan deh, udah malam, udaranya pasti dingin." Yudha tau Alghaf hanya beralibi saja lantas dia mengangguk, sampai di rumah saja dia akan bertanya.

Yudha melirik jam yang melingkar di lengannya. Jam menunjukkan angka 20:00.

"Bang." Yudha menaikki satu alisnya.

"Bang Yudha, kapan datangnya?." Tanya Alghaf.

Yudha menyandarkan badannya pada bangku taman sembari melipat tangan, pandangnya terarah pada langit-langit malam.

"4 hari yang lalu. Pas abang datang kamu sama Jevan pergi." Jawab Yudha.

Alghaf mengangguk dia mengkaruk tengkuknya sembari menunduk. "Ayah tau abang udah datang?." Tanyanya.

"Gak, mau abang suprisein. Kamu bantu ya. Ayah udah gak kayak dulu lagi kan?." Tanya Yudha.

Alghaf tersenyum sehingga dimple yang selama ini tersembunyi muncul begitu saja. "Iya..ayah udah gak kayak dulu lagi kok, dia udah baik sama Alghaf." Agak sesak di dada ya bung!!

"Udah berubah ya." Ujar Yudha. "Lebih ganas." Lanjut Yudha membatin.

"Iya..."

Yudha menggeleng, Adiknya itu terlalu dalam menyembunyikan sakit.

"Bang, kapan balik ke Amrik?."

"Abang pindah kesini, milih kuliah di indo aja. Udah abang urusin dari jauh-jauh hari." Alghaf menjadi kaget.

"Kenapa bang?."

"Disana gak asik, gak ada family, gak ada brother yang overprotektif kaya kamu." Ujarnya seraya terkekeh, Alghaf ikut tertawa pelan.

"Yuk kita balik, calling Jevan juga. Udah mau larut, esok kan Alghaf school." Kosakata Yudha dia campurin..jingan udah kaya es campur aja.

***

The Crazy People/01L (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang