"Perbedaan itu nyata"
▪
▪
▪
▪
▪
__________________________
□□□□□□□__________________________
(BAGIAN 15)
****
Gibran menenggelamkan kepalanya pada kedua tangan yang di lipat. Suasana kelas sedang sepi, Seperti biasa guru-guru sedang rapat. Mungkin 30 menit lagi guru akan masuk.
"Gabut banget. Ya tuhan." Chandra berujar frustasi.
Hanya dia dan Gibran yang berada di kelas, teman-temannya entah kemana perginya. Mungkin di kantin.
Chandra berdiri kemudian mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja.
"Ran, kantin yuk." Gibran yang dipanggil mendongkak kepalanya.
"Males." Ujar Gibran.
"Yoweslah, gue kekantin dulu. Lo mau nitip apa? Biar gue beliin."
"Terserah lo aja."
Chandra melangkah pergi meninggalkan Gibran dikelas sendirian. Saat berada di koridor sekolah, Chandra memicitkan matanya seraya tersenyum jahil.
"HEEE, GENDUT." wah Chandra bodyshaming.
Yang di teriakin menghentikkan langkahnya. Chandra menghampirinya.
"apa?." Sinisnya.
Waduh..batin Chandra.
"Lo mau malak gue?. Lo siapa? Orang kaya hobinya malak."
"Sembarangan kalo ngomong." Ujar Chandra tak terima.
Tapi bener sih Lanjut chandra bergumam.
"Lah terus?." Tanyanya.
"Santai dong brader. Gue cuman mau nanya." Chandra mengantung ucapannya.
"Mau nanya apa?."
"LO KOK GENDUT." teriak Chandra, dia langsung lari sekencang mungkin sembari tertawa.
"WAH ANJING LO, MUKA MUCAT." Siapa yang salah? Yang ngebody shamingin atau yang di body shamingin tapi malah body shaming juga?
***
Chandra memasuki area kantin dengan senyum tercetak di bibirnya.
"He sini lo." Panggil Chandra pada seorang pria berkacamata.
Chandra mendekat padanya, kemudian berucap.
"Lo punya uang gak?." Dia memegang kantungnya sembari menggeleng."Gak?. Terus lo ngapain di kantin?." Ujar Chandra. Hei anaknya bapak Jefry Mahardika Pratama kantin nih bukan punya bapak lo. Terserah dialah mau ke kantin tapi gak ada uang. Bukan urusan lo. Ingin rasanya lelaki berkacamata itu berteriak pada Chandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy People/01L (End)
Подростковая литератураPerkumpulan para cogan-cogan...