Jangan lupa vote & comment😊
▪
▪
▪
▪
▪
____________________________
□■■■■■■■□____________________________
(BAGIAN 39)
Karna jarang update. Part kali ini. part terpanjanggggg...
Hampir 3655 kata...bukan hampir sih. Tapi emang iya.
***
Setelah kejadian dikolam tadi. Alghaf dipaksa untuk mencerita semua kejadian yang ia alami. Setelah mendengar kisah itu. Para sahabatnya menjadi marah, mereka sangat-sangat membenci lelaki yang berstatus sebagai ayah dari sahabat mereka.
"Jadi, dia itu ayah tiri lo?." Saykal menyimpulkan bahwa lelaki itu adalah ayah tiri Alghaf.
"Iya, dia ayah tiri gue."
"Entah apa yang ada dipikiran ayah tiri lo ketika dia nyiksa lo." Gibran mengusap pelan bahu Alghaf.
Mereka sadar. Sebenarnya, bukan mereka yang membutuhkan semangat. Tapi dia. Lelaki dengan seribu rahasia. Lelaki yang sering menghibur mereka, menyakinkan dan menyemangati mereka dikala ada masalah yang mereka hadapi.
Kisah mereka tak sebanding dengan kisah Alghaf."Ayah lo itu, kudu diruqyah. Biar setan-setan yang bersarang diotak dan hatinya minggat." Celetuk Bayu.
Alghaf tertawa mendengar ucapan Bayu. "Halah, mau diruqyah, pengusiran setan. Kalo setannya ayah Alghaf sendiri gimana?." Jawab juna.
Mereka sama-sama tertawa.
"Ghaf. Lo sayang sama ayah lo?." Tanya Mahesa.
Kalau mau jujur. Alghaf sayang sama ayahnya. Walaupun sifatnya sangat-sangat menjengkelkan tapi karena dia. Alghaf masih bisa hidup. Alghaf masih punya tempat tinggal. Dan juga masih bisa sekolah.
"Sayang. Setiap anak menyayangi orang tuanya." Jawab Alghaf.
"Tapi. Ayah lo itu gak pantes disayang, tau gak." Sewot Madava. Gila-gilanya, sudah dipukul, dihina bahkan hampir dibunuh. Masih bisa Alghaf bilang sayang pada ayahnya.
"Kadang gue juga mikir. Dirahim, tuhan nunjukin hal indah apa yang ada didunia sampe gue mau pijakan kaki disini. Hidup gue gak ada bahagianya." Celetuk Alghaf. Memang benar, manusia memang harus sabar untuk dapatin kebahagiaan. Tapi Alghaf. Sebegitu hinanya dia?. Apa yang di katakan ayahnya itu benar?. Kembali Alghaf berpikir seperti itu.
Chandra jadi tau. Alasan kenapa Alghaf pernah bertanya padanya perihal foto keluarga. Bahkan keluarga lengkap, ramah dan saling menyayangi belum tentu memiliki foto keluarga bersama. Jadi beruntung orang yang memiliki foto keluarga. Satu-satunya kenangan terindah.
"Gue yakin. Ayah lo bakalan nyesel suatu saat nanti." Ujar Aiden.
"Bener. Dan saat dia nyesel. Alghaf, jangan lo maafin dia. Biar perlu lo diem. Gak usah ngejawab." Madava itu tukang hasut.
Mereka mengangguk. Alghaf hanya mengiyakan saja.
"Oh iya. Nanti, pulang sekolah kita foto bareng. Terus. Fotonya dibagi 11. Biar kita punya foto kelas. Tapi disimpangnya dirumah." Ujar Chandra. Lagi-lagi mereka mengangguk.
****
Aiden memasuki pekarangan rumahnya. Cukup sepi. Dengan perlahan dia membuka pintu.
"Baru pulang?. Udah jam berapa ini AIDEN?." Geram sang Mama.