bagian 36

344 72 30
                                    

Jangan lupa vote & comment😊






____________________________

□■■■■■■■□

____________________________

♡♡♡♡

Cerita kali ini gak ada judulnya. Dibaca dan nentuin judulnya sendiri wkwkwkwk....

***

"Ran, lo kenapa sih?. Beberapa hari ini diam mulu. Mana suka emosi kalo lihat Juna. Why?!." Mahesa sedikit meninggikan suaranya, sifat sahabatnya akhir-akhir sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

Gibran yang memang sedang dalam keadaan mood yang benar-benar tidak stabil menanggapi balasan Mahesa dengan hentakkan juga. Kelas yang memang tidak ada guru membuat keduanya menjadi pusat perhatian.

Juna yang memang tidak tau apapun tentang perubahan sifat Gibran hanya acuh. Dia merasa tidak melakukan kesalahan yang bisa membuat mereka renggang seperti ini.

"Juna, kalian ada masalah apa?." Tanya Saykal, Mahesa masih diam dengan hentakkan tiba-tiba oleh Gibran, selama dia bersekolah dan menyandang status sebagai ketua osis, ini kali pertama dia di hentakkan tangannya.

Juna memandang Gibran lamat setelah itu mengacuhkan bahunya, "emang gue lagi buat salah?." Juna berucap sembari berjalan keluar.

Gibran mengepalkan kedua tangannya. "Bilang sama bokap lo. Stop deketin Ibu gue." Gibran mengeluarkan kalimat yang sudah dia tahan mati-matian. Juna memutar badannya.

"Bokap gue?. Udah gue peringati dari awal, jangan deketin perempuan lain selain Bunda gue." Seru Juna membalas ucapan Gibran.

Para saksi didalam kelas hanya diam, tidak berkutik ketika Juna berucap. Yang sekarang berada di benak mereka adalah. 'Apa yang terjadi?.'

"Bokap lo emang gak setia yah."

"Dan nyokap lo berani selingkuhin bapak lo sendiri." Balas Juna.

Gibran melihat kearah Juna. "BANGSAT, LO NGOMONG APA?." Teriak Gibran.

Gibran berdiri, dia sudah siap untuk membogem mulut brangshake sahabatnya itu.

"OKEY CUTTT....AKTING YANG POWEER."

Lah?. Mereka semua tepuk tangan. Benar-benar tidak salah memilih aktor.

Bayu mematikan kameranya. "Gila, akting kalian bagus banget." Seru Bayu ketika melihat hasilnya.

"Mana-mana gue mau lihat." Madava yang memang dasarnya pendek menjinjin untuk melihat hasil video Bayu tadi.

Gibran dan Juna selaku Artis dadakan duduk kembali setelah mengikuti kemauan sahabat yang besar IQnya tapi kecil otaknya.

Mereka memuji kemampuan akting keduanya. Hmm, mungkin yang orang lain lihat tadi bukan hanya sekedar akting, tapi ngeluapin amarah yang tersimpan dihati keduanya.

***

Kali ini Alghaf tidak sedang berada disekitar Jevan, lelaki setengah buaya itu entah menghilang kemana.

Alghaf menghela napa gusar. Hingga satu tepukan dibahunya membuat Alhhaf menoleh.

"Chandra." Sapa Alghaf.

Chandra duduk disamping Sahabatnya itu. Memandang hamparan hijau didepan matanya.

"Indah yah." Ujar Chandra tiba-tiba.

The Crazy People/01L (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang