Jangan lupa vote & comment 😊
▪
▪
▪
▪
▪
__________________________□□□□□□□
__________________________
(BAGIAN 28)****
Madava dan Ayah Seno telah berada di pasar malam, katanya sih Madava ingin pergi naik bianglala dan dia juga belum pernah lihat gimana bentuknya pasar malam alhasil Seno mengajaknya kesini. Pasar malam yang buka 1 minggu sekali.
Mereka keluar dari mobil kemudian melihat kearah gerbang pasar malam. Sunyi..
"Yah, kok Sepi tempat?. Tapi ada cahaya dari dalam." Ujar Madava.
"Hmm, kita masuk saja dulu. Siapa tau baru di buka pasar malamnya." Madava mengangguk.
"Permisi pak. Orang lain dilarang masuk." Salah satu penjaga pintu masuk mencegah mereka dan itu membuat Seno maupun Madava mengeritkan keningnya.
"Memang kenapa pak? Bukannya pasar malamnya sedang buka?." Melihat raut kebingungan dari ayah Seno dan Madava salah satu penjaga disana menjelaskan kenapa pasar malam dilarang masuk oleh orang.
"Apa di booking?!." Pekik ayah Seno dan Madava bersamaan.
"Siapa yang membooking tempat ini?. Tanya Ayah Seno.
"Saya."
Ayah Seno dan Madava menoleh ke arah sumber suara. Disana berdiri seorang lelaki dengan pakaian santai dan di sebelah kanan berdiri seorang wanita beserta seorang anak lelaki.
"Chandra/Madava."
"Seno/Jefry."
Mereka sama-sama kaget.
"Kok Dad kenal ama Ayahnya Madava?."
"Sahabat Daddy waktu sekolah di SMA."
Seno dan Jefry saling berpelukan ala lelaki sejati.
"Istri kamu, Fry?." Tanya Seno.
"Yoi. Cantik kan?." Jefry menaik turunkan alisnya. Sangat menyebalkan.
Seno membuang mukanya, sahabat sekaligus rekan kerjanya itu masih menyebalkan seperti dulu.
"Kalau ganteng berarti cowok." Celetuk Seno dan membuat Istri Jefry tertawa pelan.
"Kau ini masih seperti dulu. Oh iya namanya Casandra. Sayang ini Seno sahabat aku." Casandra mengangguk lantas tersenyum pada Seno. "No, istri kamu mana?." Tanya Jefry pasalnya dia tidak melihat dimana istri sahabatnya itu.
"Lagi ketemu klien bareng Jendra."
"Oh Nana yah?. Terus ini yang bungsu?." Jefry melihat kearah Madava yang tengah asik berbincang dengan Chandra.
"Iya namanya Madava. Putramu?." Seno bertanya balik.
"Hai om." Sapa Madava