01. Lie [M]

2.1K 179 42
                                    

17+

   Dingin dan hangat, entah kata mana yang tepat dirasakan oleh tubuh gadis yang masih mengenakan atribut sekolah menengah atas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dingin dan hangat, entah kata mana yang tepat dirasakan oleh tubuh gadis yang masih mengenakan atribut sekolah menengah atas itu. Hangat saat mendapat dekapan dari pria yang 7 tahun lebih tua darinya, serta dingin terasa lantaran rok resmi dari sekolahnya sudah turun sebatas lutut. Sangat jelas, kedua hawa tersebut, ia rasakan di waktu bersamaan.

Meira, si teman satu angkatan dengan Khanza tak pernah menyangka jika dirinya akan jatuh ke dalam pelukan kakak temannya sendiri. Berawal dari sering bertemunya saat Khanza di antar-jemput oleh kakaknya-Vyandra. Dan berujung ketika Vyan mendekatinya tanpa sepengetahuan Khanza, meski awalnya menolak namun Meira tetap menerima tawaran Vyan yang mengajaknya bertemu diam-diam.

Katakan saja Vyan pria berengsek. Ya, ia memang berengsek. Jika tidak, bagaimana bisa ia menggoda gadis Abg?

"Eungh. . . Ka-kh, berhenti-ih. . ." Dengan napas yang terengah-engah, Meira mencoba menarik lengan kekar yang bermain nakal di area sensitifnya.

Meira kewalahan, sudah puas mengumpat namun tak cukup. Seharusnya ia mencegah dari awal sebelum permainan gila Vyan pada tubuhnya terlanjur terjadi, dan bodohnya, hanya anggukan patuh tatkala pria yang tersenyum puas itu mengoyak dalam.

Bukan main. Kadar bejatnya sudah melebihi batas. Vyan menghancurkan seorang gadis tanpa rasa bersalah, seolah lupa jika ia pun memilik adik perempuan yang setiap hari menunggunya pulang.

"Bukankah kau suka, cantik?"

Vyan mempertahankan jemarinya di bawah sana, membenamkan lebih dan lebih lagi. Tidak menghiraukan rengekan Meira, bahkan menurutnya rintihan Meira saat ini, lebih merdu dari senandung penghantar tidurnya.

Ya, memang segila itu Vyan terhadap gadis yang dikencaninya.

Meira menggeleng lirih, menggigit bibir bawahnya seraya menatap Vyan. "T-tidak kuat, kak. . . Mau itu. ."

Alis Vyan naik sebelah, senyum tak simetris masih ia tampilkan guna menggoda Meira. "Mau apa? Katakan cantik," suaranya berat.

"Kak-kh. . ." Sorot mata Meira turun ke bawah perut Vyan. Ia tahu, ini tidak dibenarkan apalagi pria yang saat ini bersamanya adalah kakak teman sekelasnya. Bisa saja setelah Khanza mengetahui hubungannya dengan sang kakak, tidak menutup kemungkinan dirinya akan dijauhi Khanza. Meira terus memikirkan itu, ia takut Khanza membencinya.

Namun, lagi-lagi pesona seorang Vyandra berhasil membuat Meira tunduk, menyisihkan pikiran gadis itu tentang pertemannya dengan Khanza.

Tanpa rasa malu, Meira mendekatkan tubuhnya pada Vyan. Ia bersuara lirih. "Aku menginginkan Kak Vyan."

Vyan menyeringai. "Kau yakin tidak akan menyesal? Sudah tiga kali aku menelanjangimu, dan aku tidak memaksa menyetubuhimu. . .tapi, jika kali ini kau mau, kita lakukan di sini, bagaimana?"

𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐒𝐇𝐈𝐓 [𝐌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang