Sekolah ricuh. Berita tentang Meira hamil dan depresi lantaran melakukan percobaan bunuh diri, begitu cepat menyebar luas satu sekolahan. Semua bermula ketika salah satu siswa tak sengaja mendengar percakapan antara guru yang baru saja kembali setelah menjenguk keadaan Meira, di tambah paman Meira yang datang menemui Kepala sekolah guna mengurus perpindahan sekolahnya.
Sosok Meira yang cukup populer dan humble dimata teman-temannya, kini justru berbanding terbalik. Cibiran dari mulut ke mulut sudah seperti belati, tajam dan menyakitkan. Benar-benar gaduh, tidak dapat di redam oleh ribuan tangan.
Nathan berada di perpus. Biasanya jam istirahat ia habiskan di kantin menemani Khanza dan Meira, tapi hari ini dunianya seakan berubah. Dua teman gadisnya tidak berada di sekolah. Tentu tau keberadaan Meira saat ini yang tengah mempersiapkan keberangkatannya ke luar negeri, sementara Khanza, gadis itu sengaja tidak masuk sekolah. Ia berada di suatu tempat, tempat aman, dan tidak ada yang tau selain Nathan.
Khanza ditinggal di sana sendirian, kendati Nathan sebenarnya tidak tega. Namun melihat Khanza yang bersikukuh, akhirnya Nathan mengiyakan dan berjanji esok harinya akan datang lagi, itu pun Nathan harus waspada agar tak bocor ke orang lain.
Karena sejujurnya, Nathan yakin jika kakak Khanza akan datang ke sekolah dan mencarinya. Ia khawatir jika tindakan menolong Khanza justru dianggap penculikan oleh Vyandra, dan memungkinkan dirinya bisa dilaporkan ke polisi. Maka dari itu, Nathan harus tetap waspada sampai gadis itu tenang dan mau kembali ke rumahnya.
“Itu kakaknya Khanza, bukan sih?”
“Sepertinya benar. Tapi buat apa datang kemari, Khanza bukannya tidak masuk, ya?”
“Iya. Mungkin saja menemui Kepala Sekolah. Keluarga mereka kan salah satu Donatur di sekolah ini.”
“Ah, benar juga.”
Fokus Nathan teralihkan pada dua siswi yang berbincang didekat jendela. Buru-buru ia menutup buku kemudian beranjak dari bangkunya.
Nathan keluar kelas. Sayangnya, tepat saat dirinya hendak memastikan ucapan teman-temannya, Nathan berhadapan langsung dengan presensi Vyan-rupanya pria itu juga hendak masuk ke dalam kelas Khanza.
Keduanya sama-sama menghentikan langkah, sembari menatap satu sama lain.
Nathan yang sedikit tidak nyaman mendapat tatapan intimidasi Vyan, lantas berdeham singkat. Memutus kontak mata lalu menggaruk pelipisnya.
“Kau, bukankah kau yang mengadakan pesta ulang tahun beberapa minggu yang lalu itu?” Vyan memulai konversasi dengan sebuah pertanyaan hingga menarik atensi Nathan menatapnya kembali.
“Ah, ulang tahun saya waktu itu. Iya, saya yang-”
“Sedekat apa kamu dengan Khanza?” Vyan memotong cepat. Air mukanya tak berubah, menciptakan ketegangan antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐒𝐇𝐈𝐓 [𝐌]
Fanfiction𝐕𝐲𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚, 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐤𝐚𝐤𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐣𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧. #1 -Kimtaehyungbts [12/05/2022] #1 -Wattpadhits [07/08/2022] #1 -Vyan [09/12/2022] #1 -Kakak [23/05/2023] Started; 13 Januar...