03. One change

1.1K 129 45
                                    

     Lebih pilih mana, dijauhi atau dibenci?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lebih pilih mana, dijauhi atau dibenci?

Tidak. Tidak untuk ke dua-duanya. Bagi Vyan tidak ada pilihan lebih baik selain melanggar dua opsi tersebut. Seakan lupa bagaimana bejat perlakuannya terhadap Khanza, Vyan tetap bersikap biasa meski jelas sekali gadis yang dulu menjadikan dirinya tempat berlindung kini mulai membangun benteng kokoh.

Malam itu, Vyan mengubah segala sisi pandangan Khanza terhadapnya. Ia berhasil menghancurkan gadis yang ia lindungi selama ini tanpa memikirkan dampak setelahnya.

Jikalau boleh menarik kembali waktu yang hilang, Vyan tidak bermaksud menyetubuhi Khanza, namun akal sehatnya saat itu seolah tak dapat lagi ia kendalikan, segala asumsi buruk menggerayangi kepalanya hingga menebak bahwa di dalam pesta Nathan malam itu Khanza melupakan janjinya.

Tetapi apa mau dikata, semua telah terjadi. Vyan menciptakan luka baru yang teramat sempurna pada adik manisnya. Ralat, Vyan tak lagi menganggapnya adik. Ia berani bertanggung jawab jika Khanza menuntut pertanggungjawaban darinya.

Meski ia menyesali kejadian malam itu, Vyan juga mengambil untung sepihak. Vyan terang-terangan mengungkapkan isi hatinya selama ini. Ia menginginkan Khanza tak melihatnya sebagai seorang kakak, melainkan seseorang yang berdiri untuk mencintainya setiap saat. Tetapi sayangnya, gadis itu menolak keras. Sampai kapanpun ikatan mereka hanya sebatas kakak beradik, tidak lebih.

"Den Vyan,"

Vyan yang semula memusatkan matanya pada ponsel seketika teralihkan pada sumber suara yang menyerukan namanya. Lantas beranjak dari sofa bersamaan dengan tangannya yang menyimpan benda pipih ke dalam saku celana.

"Ada apa, bi."

"Sebelumnya saya minta maaf, Den. . Kemarin malam, saya melihat nona Khanza keluar diam-diam."

Mendengar itu raut Vyan berubah tegang, langkahnya mendekat. "Keluar kemana? Jam berapa?"

Wanita yang dipekerjakan Vyan di rumahnya itu menggeleng. "Saya kurang tau, nona Khanza buru-buru sekali pergi dengan taksi. Itu terjadi ketika saya hendak pulang."

Pandangan Vyan beralih, ia ingat benar jika kemarin malam saat dirinya pulang dari kantor sempat melihat Khanza sudah tertidur di kamar. Hal mustahil jika Khanza kabur sementara Vyan saja masih terjaga sampai dini hari, tetapi mendapat pengakuan ART nya sangat tidak mungkin jika itu hanyalah kalimat candaan.

Sudah Vyan duga, jika hubungan keduanya mulai memanas sejak malam pelecehan itu terjadi. Lihat sekarang, Khanza si gadis polosnya sudah berani keluar rumah tanpa seizin darinya.

Alisnya menukik serempak, menghembuskan napas kasar sebelum kembali merogoh ponsel genggam miliknya.

"Terima kasih, dan tetap awasi Khanza apa pun yang dia lakukan." setelah mendapat anggukan Vyan cepat-cepat berlalu, langkah lebarnya mengarah ke ruang kerja. Ia harus segera melacak keberadaan sang gadis.

𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐒𝐇𝐈𝐓 [𝐌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang