11. Kiss and D'Gun

565 105 69
                                    

Halloow ayang-nim, kasih purple disini duuung <3

Halloow ayang-nim, kasih purple disini duuung <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Za, aku membeli gaun untukmu."

"Untuk apa? Gaun di rumah jarang aku pakai." Khanza menjeda sejenak ucapannya, ia mengeratkan genggaman pada tali tas sekolahnya. "Sebaiknya jika membeli sesuatu tanyakan lebih dulu padaku, aku suka atau tidak, butuh atau tidak. Aku tidak mau lagi mendengar kartu kreditmu keluar karena semua kebutuhanku!" Mata Khanza melirik sengit.

Vyan hanya mendengarkan celotehan Khanza yang ia anggap manis tersebut. Tatapannya masih lurus ke depan, sembari tangan memegang setir.

"Setelah kelulusan aku akan bekerja sendiri agar bisa melunasi semua biaya hidup selama menumpang di rumahmu. Akan aku ganti semua uang yang sudah kau keluarkan untuk menyekolahkanku." ucapnya lagi, tetapi Vyan lagi-lagi tidak menjawab, hanya terdengar sebatas tawa terkesan meremehkan.

Vyan tidak ingin ambil pusing dengan semua perkataan Khanza, baginya ancaman dan penolakan Khanza adalah permainan yang menarik, Vyan tertantang. Ah, tidak. Tanpa Vyan sadari, Khanza memang sudah menjadi mainan favoritnya. Suka sekali, unik dan hanya dirinya yang dapat memainkan kapan saja sesuka hati.

Mobil Vyan berhenti di depan rumah, Khanza bersiap untuk turun namun sialnya pintu mobil tidak dapat terbuka. Vyan menguncinya.

Khanza menoleh dengan muka kesal. "Ck! Aku lelah, bisa buka pintunya sekarang, tuan Vyandra."

Vyan menyeringai gembira mendengar Khanza menyematkan 'Tuan' ah lucu sekali, pikirnya.

"Dengan senang hati, nona manis." dengan cepat kunci terbuka, ia turun lalu membukakan pintu untuk Khanza. Ekspresinya masih sama, bagai pemenang diajang perlombaan. Merasa bangga sendiri.

Berbeda dengan Khanza yang sengaja membuang muka, sengaja menghindari kontak mata dengan Vyandra. Khanza benci raut memuakan itu, wajah bahagia di atas deritanya.

Khanza turun begitu saja. "Tunggu, Za." tahan Vyan.

"Apa lagi?" nadanya jengkel, kepalanya menunduk lemah.

Vyan menarik pelan lengan Khanza hingga punggung Khanza tertahan dengan mobil, lantas dihimpit tubuh Vyan.

"Apa yang kau lakukan?" Khanza terkejut.

Vyan tersenyum iblis, ia menyentuh ujung dagu sembari menatap bibir merah muda milik Khanza. "Kau telah bermain-main dengan Vyandra, Sayang." Manik Vyan menjelajah ke setiap inci kulit wajah Khanza. "Kau tidak lupa kan, apa yang pernah aku katakan padamu?"

𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐒𝐇𝐈𝐓 [𝐌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang