10. Love (?)

609 108 15
                                    

Aku usahakan up seminggu sekali.
Kalo mood bagus 2 kali :)
Sekarang mood aku lagi bagus, jadi cepet up nya xixi

Kalo mood bagus 2 kali :)Sekarang mood aku lagi bagus, jadi cepet up nya xixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nathan datang terlambat lagi. Dua hari yang lalu ia telat masuk kelas hingga melewati satu mata pelajaran. Ia memiliki alasan atas keterlambatannya, kakak sepupunya harus ke Bandara, sementara taxi yang sudah dipesan tiba-tiba cancel secara sepihak. Tidak ingin memperpanjang masalah, akhirnya Nathan lah yang menggantikan untuk mengantar kakak sepupunya pulang ke negara sang suami. Singapura.

Dan kali ini, ia terlambat lantaran sepeda motornya mengalami kerusakan pada ban belakang. Sialnya, Nathan tidak bertemu dengan satu orang pun yang dapat ia mintai pertolongan.

Beruntung, ada ponsel genggam. Ia menghubungi nomor Robi tapi tak ada jawaban. Dan terpaksa selama dua puluh menit Nathan terlunta-lunta mengharapkan bala bantuan.

Well, jalan yang dilewati Nathan adalah jalan yang menurutnya lebih aman untuk dilalui, padahal wilayah tersebut sangat jarang ada bus lewat, jadi tidak heran jika Nathan tidak menemukan seorangpun.

"Terlambat lagi?" tegur Miyura yang berdiri di samping pintu kelas.

Nathan yang hendak masuk lantas mengangguk, tidak enak sendiri kepada sang ketua kelasnya. Pasti Miyura lah yang mencari alasan saat ditanya oleh guru pengajar hari ini.

"Sorry, ya Yura. Mr Kevin sudah keluar lama, ya?"

Gadis keturunan Jepang itu mengangguk. "Sepuluh menit yang lalu beliau keluar, kamu bisa pinjam buku milikku kalau mau."

"Boleh," Kata Nathan. Ia lalu mengikuti Miyura dari belakang, menunggu buku yang akan ia salin nanti.

Namun, Nathan dibuat terkejut saat mendapati seseorang yang tidak asing hadir kembali di tengah-tengah kelas. Tepat di belakang meja Miyura adalah meja Khanzananda.

Nathan tertegun. Sejujurnya ia senang, bahkan saat menangkap seulas senyum terukir indah. Tetapi sayangnya, Khanza seolah tidak menyadari presensi Nathan. Khanza sepertinya tertarik dengan obrolan teman sebangkunya.

"Than, ini." ucap Miyura sembari memberikan buku catatan miliknya. "Bawa saja, kalau sudah selesai kembalikan cepat, ya. Soalnya Khanza mau gantian pinjam."

Nathan yang semula menatap Miyura beralih kepada Khanza lagi. "Baiklah terima kasih. Eum, urusan Khanza nanti aku yang memberikan buku ini kepadanya."

"Oh, oke." Setelah itu Nathan berjalan menuju bangkunya.

Sepanjang waktu belajar, Nathan sesekali melirik ke arah Khanza. Memastikan saja bahwa gadis itu sudah kembali ceria seperti biasa, namun mengapa semuanya terkesan mustahil bagi Nathan. Seolah ia merasakan ada yang tidak semestinya terjadi.

Ia bukan tidak senang Khanza masuk sekolah, hanya saja---terlalu rumit untuk dijelaskan.

Jam istrihat telah tiba, siswa-siswi mulai meninggalkan kelas satu persatu hingga tersisa tinggal Nathan seorang.

𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐒𝐇𝐈𝐓 [𝐌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang