Di masa-masa serba online ini, kakak perempuan gue mencoba peruntungan untuk membuka usaha dengan berjualan kue secara online. Memang gue akui jika ia pandai membuat kue dan sesuai dengan dugaan, jualannya kini laris manis dan setiap kakak membuka pre-order, dagangannya selalu saja habis tak bersisa. Pengirimannya sekarang hanya terbatas pada kota gue saja dimana sebagai salah satu promosi, untuk pesanan dengan jarak yang tak terlalu jauh maka akan di gratiskan ongkir. Tentunya dengan gratis ongkir ini, gue sebagai satu-satu nya adik harus mau membantu kakak gue.
Suatu hari, kakak gue mendapatkan banyak pesanan dan ia mulai pusing untuk mengerjakannya, begitu pula dengan gue sendiri yang turut pusing juga lelah akibat bolak-balik beberapa kali mengantarkan pesanan itu. Seperti sekarang ini, gue harus mengantarkan 5 box kue ukuran besar ke seorang pelanggan yang berlokasi tak terlalu jauh dari rumah. Cuaca di luar sudah mendung dan takut jika hujan, maka kakak menyuruh gue untuk mengantarkan pesanan itu dengan cepat karena memang ini pesanan terakhir di hari ini. Dengan malas-malasan gue mulai mengambil motor dan berjalan menuju alamat yang diberitahukan oleh kakak gue. Kebetulan alamat tujuan kali ini merupakan daerah yang tidak gue familiar, alamat yang di maksud ini tak kunjung gue temukan meski gue telah menyalakan google map sekalipun.
"Kak, alamatnya salah kali, ini gue ga nemu-nemu. Mana mulai gerimis lagi." Ujar gue sedikit marah.
"Lo cari aja sampe ketemu. Gue masih ada banyak pesenan ini buat besok, pokoknya alamatnya udah bener!" Bentak kakak gue diujung telepon dan lalu menutupnya.
Gue mengumpat dalam hati, masih dengan kebingungan, akhirnya gue bertemu dengan seorang bapak-bapak yang sedang lewat, nampak perawakannya yang tegap di balik kaos olahraga yang ia pakai. Segera gue memacu motor gue ke arah bapak itu dan menanyakan alamat yang sedang gue cari.
"Pak, maaf pak boleh numpang tanya alamat?" Tanya gue ke bapak ini yang sedang berkeringat, rasanya dia baru saja selesai olahraga sore.
"Boleh mas, mana alamatnya?" Balas mas tampan ini ramah.
"Ini pak, jalan Kembang VII no 120. Itu dimana ya pak?"
"Jalan Kembang VII?" Jawab mas ini bingung.
"Waduh kok saya ga tau ya alamatnya, coba mas kalau ada orang rumahnya siapa mas? Siapa tahu saya kenal." Balasnya lagi.
————
Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di
https://karyakarsa.com/rakarsag
Semua isi kisah lengkap untuk cerita "Para Pejantan" pun telah tersedia di sana.Terima kasih.
Regards,
Rakarsag————
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Pejantan (Random Story)
Ngẫu nhiênMohon pengertiannya - Cerita mengandung Konten 21++ dengan Tema LGBT Sehubungan adanya musibah yang saya alami pada akun Karyakarsa, saya pun membuat akun baru dengan ALIAS berbeda menjadi "Deansius" dimana kalian bisa menemukan cerita saya pada ht...