Seperti biasa, gue menunggu KRL yang datang menjemput gue bersamaan dengan ratusan orang lainnya di pagi hari ini. Sampai suara pengumuman bahwa KRL akan datang, rombongan manusia mulai berdempetan ke arah batas pintu masuk KRL bersama gue. Ketika pintu terbuka, kami semua langsung berebut masuk ke dalam kereta yang telah penuh sesak oleh orang lain yang terlebih dulu masuk pada stasiun sebelumnya, beruntung gue yang memiliki badan cukup berisi ini bisa turut mendorong masuk dan akhirnya gue sukses berdiri diantara orang-orang lain yak tak gue kenal ini.
Ini kisah gue, nama gue Sujon, pria perantauan dari timur pulau Jawa yang mencoba peruntungan di ibu kota negara. Gue tinggal di pinggiran kota bersama dengan om dan tante gue, sedangkan kantor tempat gue bekerja berada persis di tengah kota. Setiap hari gue berangkat dengan menggunakan fasilitas umum KRL dan masih harus berlanjut dengan naik ojek menuju ke kantor. Disinilah cerita gue di mulai, dimana gue bertemu dengan seorang pria yang akhirnya merubah orientasi seksual gue.
– – – –
Gue mulai merasa sesak dengan penuhnya KRL yang gue naiki pagi ini. Walaupun sudah 1 tahun rutinitas ini gue jalani, tetap saja gue masih belum bisa menyesuaikan dengan kondisi berdesakan seperti ini. Selama kurang lebih 40 menit gue masih berdempetan, akhirnya stasiun tujuan gue pun sudah dekat. Bersiap gue memegang handrail yang ada di atas kepala gue. Setelah gue mencengkram kuat handrail itu, tiba-tiba ada satu tangan pria yang turut memegang handrail di sebelah gue. Anehnya, tangan itu sangat dekat dan bersentuhan dengan tangan gue.
Pikir gue sendiri hal ini adalah wajar karena memang kondisi KRL yang penuh dan beberapa kali juga gue pernah melakukan ada mendapatkan perlakuan yang mirip. Saat kereta mulai mengerem, makin lama tangan pria ini mulai menggenggam setengah tangan gue untuk menumpu badannya yang turut condong akibat kereta yang terhenti karena rem. Gue mencoba mencari siapa pemilik tangan itu dan ternyata ia merupakan seorang pria berumur 30 an dengan setelan pakaian kantor rapi. Kami berdua saling berpandangan sebentar dan ketika KRL mulai berhenti, gue langsung melepaskan pegangan tangan gue dan turut bergabung dengan ratusan orang lainnya untuk keluar.
1 minggu telah berlalu, dimana gue pun juga sudah lupa dengan kejadian itu. Seperti biasa, pagi ini pun gue hendak menunggu KRL di stasiun. Gue mencoba melirik orang-orang di sekitar, sampai akhirnya pandangan gue tertuju pada seorang pria yang berjalan ke arah gue dan lalu berdiri diam menunggu KRL. Pria itu adalah pria yang sempat menggenggam tangan gue minggu lalu.
Saat masuk ke dalam KRL, rupanya pria ini masuk dari pintu yang sama dengan gue sehingga kami sempat berdiri pada jarak yang cukup berdempetan. Dari sudut mata gue, dapat gue rasakan pria ini mengamati wajah gue terus menerus, sampai akhirnya gue memalingkan wajah ke arahnya dan ia membalas dengan senyuman. Stasiun tujuan gue pun hampir tiba, seperti biasa, gue kembali memegang handrail agar badan gue tak terlalu limbung ke depan. Saat itu pula, kejadian minggu lalu kembali terulang, bahkan kali ini pria itu mulai langsung menggenggam tangan gue. Gue sendiri sebenarnya tak terlalu ambil pusing karena memang kondisi KRL sangat ramai pagi ini, hanya gue merasa aneh saat tangan gue dipegang oleh seorang pria yang gue sama sekali tak kenal.
Kembali setelah KRL berhenti, gue berjalan keluar perlahan mengikuti arus manusia lainnya. Masih ½ jalan menuju pintu keluar, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak gue.
————
Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di
https://karyakarsa.com/rakarsag
Semua isi kisah lengkap untuk cerita "Para Pejantan" pun telah tersedia di sana.Terima kasih.
Regards,
Rakarsag————
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Pejantan (Random Story)
De TodoMohon pengertiannya - Cerita mengandung Konten 21++ dengan Tema LGBT Sehubungan adanya musibah yang saya alami pada akun Karyakarsa, saya pun membuat akun baru dengan ALIAS berbeda menjadi "Deansius" dimana kalian bisa menemukan cerita saya pada ht...