Perjalanan dinas kali ini gue harus berserah diri dengan menggunakan travel. Jika ada urusan kantor di luar kota, biasanya pihak kantor akan membelikan tiket kereta atau pesawat, tergantung dengan kota tujuan dinas dan kepentingan kala itu. Namun berbeda dengan hari ini, saat jam 6 sore waktu gue hendak mengemas barang-barang untuk pulang, tiba-tiba gue mendapatkan telepon bahwa gue harus bertemu dengan salah satu client besar kantor gue di kota B jam 10 malam. Bos gue menyuruh gue untuk berangkat saat itu juga karena ada permasalahan urgent yang mengharuskan orang kantor pusat turun tangan. Berhubung gue tak memiliki mobil, mau tak mau gue harus mencari travel yang berangkat paling cepat dari jam gue sekarang.
Kebetulan tak jauh dari kantor gue adalah sebuah agen travel yang menyediakan jasa perjalanan ke kota B. Bergegas gue berangkat ke sana dan akhirnya gue mendapatkan travel pada jadwal yang paling dekat. Saat masuk di dalam mobil travel, ternyata disana hanya berisikan 3 orang, sang supir, gue, dan seorang pria. Saat jam berangkat pun tiba dan mobil travel langsung berjalan menuju ke kota B ini. Dalam perjalanan gue sendiri hanya mengumpat pelan sambil terus menatap handphone gue, membalas beberapa pesan dari tim di kota B, juga pesan dari boss gue sendiri.
"Sabar mas, sabar." Ucap pria yang duduk di sebelah gue ini.
"Eh iya mas, aduh maaf nih malah ngomong kotor sedari tadi." Balas gue tersenyum malu karena mungkin ia mendengar umpatan gue.
"Haha gapapa mas. Cuma ya. Sabar aja mas pokoknya." Balasnya kembali dengan ramah.
Gue akhirnya berhenti melihat handphone dan mulai menatap lawan bicara gue ini. Pria yang gue taksir berumur 28 atau 29 tahunan, memiliki wajah manis khas orang Jawa dengan kumis dan brewok tipis yang tercukur rapi. Bentuk badannya sungguh menawan, nampak berotot terlihat dari kemeja flannel yang cukup ketat dipakainya. Terlebih pada bagian selangkangannya ini, entah memang celananya yang sedikit kekecilan atau kontolnya yang besar, gue mengamati selangkangannya menyembul di balik celana chino yang ia pakai.
Pria ini lalu memperkenalkan diri, ia bernama Larry. Rupanya Larry adalah orang yang tinggal di kota B dan hendak pulang selepas perjalanan dinas dari kantornya disini. Lama berbicara dengan Larry, gue semakin sadar ada satu hal yang cukup mengganggu gue. Ya gay radar gue mengatakan bahwa Larry juga seorang gay sama seperti gue.
Kebetulan travel yang kami naiki merupakan mobil jenis hiace lama. Jadi sangat wajar jika ada kerusakan pada beberapa bagian di travel ini. Seperti sekarang, gue dan Larry sama-sama mengeluh kepanasan karena AC mobil yang tak ada dinginnya sama sekali. Mungkin hanya angin saja yang keluar dan itu pun tidak kencang.
"Mas, maaf ini AC nya bisa dikencengin lagi gak ya? Agak panas mas." Kata gue sambil menepuk pundak sang supir.
"Waduh mas, ini udah mentok mas AC nya. Ini aja saya sebenarnya juga udah keringetan banget mas." Balas supir ini sambil menoleh ke spion tengah.
Sedikit nampak wajahnya yang cukup tampan dari pantulan kaca spion.
"Kalau mau buka baju aja mas, orang sepi gini travelnya." Senyum sang supir yang terlihat dari spion tengah.————
Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di
https://karyakarsa.com/rakarsag
Semua isi kisah lengkap untuk cerita "Para Pejantan" pun telah tersedia di sana.Terima kasih.
Regards,
Rakarsag————
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Pejantan (Random Story)
RandomMohon pengertiannya - Cerita mengandung Konten 21++ dengan Tema LGBT Sehubungan adanya musibah yang saya alami pada akun Karyakarsa, saya pun membuat akun baru dengan ALIAS berbeda menjadi "Deansius" dimana kalian bisa menemukan cerita saya pada ht...