Mas Banda Pejantanku

2.3K 34 3
                                    

"Haahhhh.. Ahhhhh.. Maaasss.. Ohhhh..." Desah gue sambil memelintir puting gue sendiri. Kontol mas Banda kini sedang merojok lobang pantat gue dengan kasar. Bunyi gempuran antara pinggangnya dengan pantat gue terdengar keras bersahutan dengan suara TV yang menyala.

"Asuuu!!!! Aahhh. Udah ku entotin terus lobangmu.. Tapi masiihh teteep enaak aahhh.... Fuuckk." Kini rancau mas Banda sambil membasuh keringat di dahinya.

Kontol 20 cm milik mas Banda terus merojok lobang gue semakin dalam, terasa kontolnya mulai berkedut di dalam lobang gue, pertanda akan segera berakhirnya permainan kami.

"Deekkkk. Akuu. Maau.. Keluaarr."

Croooott... Croot. Crrrooottt.. Crrrott.... Crrroootttt... Crrottt.. Croooot..... Crooot.... Croooot.

————

Nama gue Lio, umur 25 tahun bekerja freelance di bidang photographer dan video editor. Gue tinggal di ibu kota karena sebelum gue menjelajah dunia freelance, gue sempat bekerja untuk salah satu agensi dan memutuskan untuk tetap tinggal disini. Seperti sekarang, gue setiap harinya melakukan cafe hopping mengerjakan pekerjaan gue yang cukup banyak karena relasi yang gue bangun dengan baik pada client-client gue sebelumnya. Disinilah gue bertemu dengan seseorang yang menjadi cinta gue.

Gue sedang merokok sambil melihat layar laptop, menelaah sekali lagi hasil editan gue. Suasana cafe sore ini sangat ramai, nampak kerumunan manusia dari yang muda sampai tua. Pengunjung di cafe ini rata-rata datang berkelompok, memang sebenarnya ini merupakan restaurant dan cafe yang menyediakan suasana berbeda dari cafe lain yang notabene tersebar di ibu kota. Tiba-tiba seorang waitress datang ke meja gue dan bertanya sesuatu.

"Permisi mas, masnya disini sendirian?" Kata waitress

"Iya mba. Kenapa ya?"

"Anu. Begini mas, karena suasana ramai, boleh kalau masnya berbagi tempat duduk dengan orang lain? Kebetulan ada orang yang juga sendirian datang mas."

"Oh ya sudah silahkan mba."

"Baik mas terimakasih." Katanya sambil pergi ke arah depan.

Gue tak berasumsi apapun, ya memang karena tempatnya ramai dan gue juga sering share meja dengan orang lain juga.

"Mas, silahkan. Maaf ya harus share tempat." Ucap waitress tadi.

"Iya mba, terimakasih." Kata pria yang baru datang ini sambil tersenyum ke arah gue. Sangat manis.

————

Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di

https://karyakarsa.com/rakarsag

————

Para Pejantan (Random Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang