3. Pertemuan

112 3 4
                                    

Mohon dukungannya ya bagi pembaca ikuti like dan komen. Biar Othor semangat nulisnya.
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰


Malam hari di kediaman keluarga Suhendra.
Papa Suhendra dan Mama Ani sudah rapi mengenakan baju batik dengan warna yang senada berdiri di ruang tamu menunggu putra semata wayangnya bergabung bersama mereka.

Tap...Tap....
Terlihat dari arah tangga Doni turun ke lantai bawah sudah rapi menggunakan Hem biru muda di padukan celana bahan hitam serta tidak ketinggalan jam tangan merk yang melekat di tangan kirinya.

"Ayo nak, kita berangkat sekarang", ajak Mama sambil tersenyum ke arah sang anak.

"Iya Ma, kita tidak usah menggunakan sopir biar aku saja yang mengemudi", ucap Doni.

Mereka bertiga keluar rumah secara bersama menuju mobil Pajero hitam yang sudah terparkir tepat di depan rumah.

Kediaman keluarga Pratama.

Ibu sibuk menata makanan dan minuman di atas meja makan di bantu si bungsu Upik.

"Upik, tolong kamu panggilkan kakakmu suruh cepat dandannya dan kemari karena keluarga Om Suhendra akan datang", ucap ibu Sisca menyuruh anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Upik, tolong kamu panggilkan kakakmu suruh cepat dandannya dan kemari karena keluarga Om Suhendra akan datang", ucap ibu Sisca menyuruh anaknya.

"Iya ibu..", ucap Upik sambil melangkah pergi menuju kamar sang kakak.

Tok...Tok...
Suara ketukan pintu kamar Meri dari Upik.
"Kakak....Kak....sudah Selesai belum dandannya?", Ucap Upik dari balik pintu.

"Sebentar dik, kakak lagi pakai lipglos", suara Meri menyahut dari arah dalam kamarnya.

"Ceklek....."
pintu di buka menampilkan sosok cantik Meri yang menggunakan dress selutut lengan pendek dengan aksen renda brokat pada bagian dada.
Rambut bergelombangnya di biarkan terurai jepit rambut kelap kelip terselip di bagian sisi kiri rambut menambah kesan manis si pemakainya.

Meri dan Upik berjalan ke arah meja makan di sana sudah ada Ayah dan ibunya yang duduk melihat ke arah mereka.

"Cantiknya...anak Ibu", ucap Ibu.
Meri cuma tersenyum manis ke arah sang Ibu.

Tok...Tok...
Suara ketukan pintu dari arah luar rumah memberhentikan obrolan mereka.

Ayah berdiri membukakan pintu di ikuti oleh ibu Siska di belakangnya juga bersamaan Meri dan Upik di samping sang Ibu.

"Ceklek...."
Suara pintu terbuka.
"Halo Pratama, apa kabar?", Ucap Papa Suhendra.
Sambil merentangkan kedua tangannya dan memeluk sahabatnya.

"Kabar kita baik sekeluarga", ucap Ayah sambil melepaskan pelukan dari Papa.

"Oh ia, kenalkan ini istriku Ani dan ini anakku Doni", ucap Papa.
Doni menyalami tangan Ayah dan Ibu sedangkan Mama berpelukan dengan Ibu.

"Ini Siska istriku ini si bungsu Upik dan ini si sulung Meri", ucap Ayah.

"Jadi ini Meri ya... yang bakal kita jodohkan dengan anak kita mas?", Tanya Mama.

"Iya Ma, cantik kan....", Sambung Papa.
Upik dan Meri menyalami tangan Papa dan Mama secara bergantian.

"Cantik Pa......", Ucap Doni keceplosan terus Dia membungkam mulutnya dengan tangan kirinya.

"uuppppssss...."
Seketika semua orang tertawa sedangkan Doni salah tingkah, di sisi lain Meri malu mukanya memerah bak kepiting rebus.

"Sudah-sudah sini masuk kita langsung saja menuju meja makan", ajak Ibu.

Mereka makan dengan tenang tanpa di selingi suara obrolan, setelah makan mereka mengobrol ngalor ngidul akhirnya kesepakatan di capai pernikahan Doni dan Meri akan di langsungkan 1bulan mendatang tanpa adanya pertunangan langsung menuju ke tahap pernikahan saja.

Meri pamit menuju teras depan di ikuti oleh Doni di belakangnya. Mereka duduk di kursi teras depan sambil mengobrol.

"Mas..", ucap Meri membuka obrolan mereka.
"Hemmmm....", Deheman dari Doni sambil memperlihatkan muka datarnya.

"Apakah kamu setuju dengan perjodohan ini? Secara kita tidak saling kenal apalagi saling cinta ..aku takut kalau pernikahan kita nantinya akan berakhir di tengah jalan sedangkan aku hanya ingin menikah 1x dalam seumur hidupku", ucap Meri.

"Awalnya aku juga menolak tentang perjodohan ini tapi ya sudahlah kita jalani saja", ucap Doni.

"Ya Allah kenapa sikap Mas Doni beda jauh ya saat di depan Om Suhendra dan Tante Ani, sekarang mukanya galak terkesan tidak bersahabat, aku jadi takut", batin Meri.

POV Doni

"Saat pertama kali aku melihat wanita yang akan di jodohkan denganku satu kata lolos dari mulutku cantik.... Meri benar-benar cantik dan imut jantungku rasanya berdetak tidak karuan tapi aku menutupinya sebisa mungkin dengan menampilkan muka dinginku, apakah aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama? Oh No,tidak mungkin secepat itu aku jatuh cinta".

__________

Terimakasih 🙏 sudah mampir ke karya saya terus dukung ya like dan komen.
My Sister
Yome
BFF
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Pernikahan Kedua (Meri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang