28. Terbongkar

100 3 10
                                    

Hai Author hadir lagi maaf ya lama up , Terimakasih sudah setia dengan bacaan receh aku....🙏


Di rumah Sakit.

Santi dan Mamanya masih terus menangis terisak saat mengetahui fakta bahwa Santi sedang hamil, Mereka begitu kecewa terhadap apa yang telah terjadi kepada Santi.

Beberapa menit yang lalu orangtuanya begitu marah terus mencecar Santi dengan begitu banyak pertanyaan dan menanyakan siapa yang telah menghamilinya tapi Santi masih saja bungkam.

"Kalau kamu masih saja diam tidak mau menjawab pertanyaan Papa lebih baik di gugurkan saja kandunganmu itu?", Gertak Papa Prayoga saking emosinya.

"Jangan Pa... Walau bagaimanapun ini tetap darah dagingku Aku tidak mau menggugurkannya".

Mama menghampiri Santi yang berada di atas tempat tidur memeluknya dan membelai rambutnya dengan sayang.

"Katakan sayang.... Siapa orangnya? Jangan pendam semua ini sendiri. Mama dan Papa kecewa denganmu tapi percayalah kita akan selalu di sampingmu".

Hiks... Hiks... Hiks..

"Maafkan Santi Ma.. semua ini terjadi karena tidak kesengajaan, Dia sudah menikah dan mempunyai anak. Santi harus bagaimana Ma?", Santi langsung mengeratkan pelukannya kepada Mama sambil terus menangis.

"Apa??"... Papa Prayoga begitu shok mendengar penjelasan Santi bahwa lelaki yang telah menghamilinya sudah menikah.

"Astaga... Cobaan apalagi ini Tuhan, sebagai seorang Ayah Aku telah gagal membesarkan Anakku. Cepat katakan siapa nama lelaki tersebut? Biar bagaimanapun Dia harus tetap bertanggung jawab atas bayi dalam kandunganmu".

"Pa.. Dia sangat mencintai keluarganya terutama istrinya, Aku takut Dia akan marah kepadaku saat tahu Aku hamil dan pasti istrinya akan meninggalkan Dia".

"Papa tidak perduli yang terpenting sekarang Dia harus bertanggung jawab terhadapmu, cepat katakan jangan bertele-tele Santi", Papa Prayoga sudah sangat marah karena Santi tidak juga memberitahukan nama lelaki yang telah menghamilinya.

"Tu.. Tu.. Tuan Doni Suhendra".

Hiks.... Hiks... Santi langsung menangis lagi setelah menyebutkan nama Doni.

"Apa....!!!!".

Ucap Mama dan Papa Prayoga secara bersamaan karena saking terkejutnya dengan apa yang mereka dengar.

"Sayang... Lihat Mama apakah kamu tidak salah mengucapkan nama Tuan Doni Karena setahu Mama Tuan Doni tidak seperti itu".

Lalu Santi mendongak menatap wajah Mama dan Papanya secara bergantian dan akhirnya menceritakan tentang semua kejadian waktu itu di Hotel xx.

"Mama di sini saja jaga Santi sebentar Papa akan kerumah Tuan Suhendra semua ini harus segera di selesaikan kita tidak bisa diam saja".

Mama mengangguk ke arah Papa sedangkan Santi masih larut dalam kesedihannya hanya bisa menangis saja.

Di kediaman keluarga Suhendra.

Dan di sinilah Papa Prayoga berada duduk di ruang tamu berhadapan langsung dengan orangtua Doni juga Doni yang duduk berdampingan dengan Meri istrinya sedangkan bayi Arion terlelap tidur di box bayi dalam kamarnya.

Sejam yang lalu Papa Prayoga menelepon Papa Suhendra berserta Doni juga untuk memberitahukan kedatangannya kerumah besar keluarga Suhendra karena ada hal penting yang harus di bicarakan dan tidak bisa di tunda lagi.

"Ada apa Tuan Prayoga menghubungi kita untuk berkumpul di sini?", Papa Suhendra membuka obrolannya.

Doni sudah ketar-ketir perasaannya begitu cemas takut jikalau kedatangan Papa Prayoga ini ada kaitannya dengan malam panasnya bersama dengan Santi waktu itu.

Pernikahan Kedua (Meri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang