Halo gaesss apa kabar???
Othor mau mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian yang sudah mau menyempatkan waktu untuk membaca tulisan recehku ini.
🥰🥰Beberapa bulan telah berlalu tidak terasa kandungan Meri sudah memasuki bulan ke 9.
Menurut Dokter kandungan yang menangani Meri Hpl masih satu Minggu lagi.
Meri akhir-akhir ini badannya gampang terasa letih dan pegal di tambah kakinya yang membengkak jadi Meri agak terbatas dalam bergerak.
Pagi hari Doni telah rapi dengan baju setelan kantornya sedangkan Meri baru terbangun terus duduk menyandarkan punggungnya di ranjang.
"Maaf Mas, aku telat bangunnya", sesal Meri.
Doni langsung menghampiri Meri yang masih berada di atas tempat tidur.
Cup......
Satu kecupan manis di pagi hari langsung mendarat di kening Meri.
"Tidak apa-apa sayang... Istirahatlah nanti biar aku minta Bibi bawakan sarapan kamu ke kamar saja".
"Tidak usah Mas, nanti aku ke bawah saja akan lebih membosankan kalau aku tidak bergerak sama sekali".
"Terserah kamu saja tapi harus ingat jaga diri baik-baik ya kalau lelah langsung istirahat, Hubungin Mas kalau terjadi sesuatu, ok".
"Iya Mas, udah sana cepetan pergi yang semangat ya kerjanya".
"Iya bawel, Mas berangkat kerja dulu".
Doni menjulurkan tangannya ke arah Meri untuk di Salami terus Doni mencium bibir Meri sekilas.
"Hati-hati Mas!!".
Doni mengembangkan senyumnya menoleh sekilas ke arah Meri sebelum membuka pintu kamar.
Setelah Doni pergi ke kantor Meri langsung mandi dan turun ke bawah untuk sarapan.
Meri makan sendiri karena kedua mertuanya sudah sarapan bersama Doni tadi.
Saat Meri selesai sarapan dan akan bangkit dari duduknya tiba-tiba perut Meri terasa sakit, dengan tenang Meri mengambil nafasnya dan membuangnya dengan teratur.
Meri merasakan Dia akan melahirkan dan ini yang di sebut kontraksi, setelah di rasa agak cukup tenang Meri memanggil Mama Ani.
"Mama.... Mama.... Tolong!!!!".
Teriak Meri dari arah meja makan.Mama saat ini sedang berada di kamarnya, mendengar teriakkan Meri dari arah meja makan Mama Ani langsung berlari ke arah Meri begitu juga Bi Asih yang baru datang dari arah luar rumah karena sedang menyiram tanaman tadi.
"Sayang kamu kenapa?".
Tanya Mama Ani karena melihat wajah Meri yang sedang menahan sakit."Aku..... Sepertinya akan melahirkan Ma..", ucap Meri dengan menahan rasa sakitnya yang kadang timbul kadang hilang.
"Hah... Melahirkan. Bagaimana ini?".
Mama Ani nampak panik begitupun BI Asih yang berdiri dekat Meri juga bingung untuk melakukan apa..
"Kamu tidak boleh panik tarik nafas.. keluar nafas...terus apa lagi ya?", Ucap Mama Ani dengan bingung.
"Ma.. aku harus kerumah sakit", ucap Meri berusaha untuk tetap tenang.
"Iya benar kerumah sakit".
"Aduh kenapa aku jadi bingung begini seh?", Gumam Mama dalam hati.
"BI Asih katakan kepada sopir untuk menyiapkan mobil kita akan kerumah sakit sekarang juga dan tolong ambilkan perlengkapan persalinan Meri di kamarnya yang telah kita persiapkan Minggu lalu di dalam tas besar warna hitam dekat ranjang".
"Baik Nyonya".
"Ayo sayang kita kerumah sakit, Mama bantu kamu ya...masih kuat jalan kan?".
"Iya Ma, Meri masih kuat untuk jalan".
Dengan nafas naik turun serta berjalan yang cukup pelan akhirnya Meri sampai ke mobil duduk di jok belakang.
"BI cepat.... !! Mana perlengkapan bayinya?".
Teriak Mama Ani memanggil BI Asih.Dengan nafas tersengal-sengal BI Asih turun dari arah tangga menghampiri Mama Ani.
Tas langsung di masukkan oleh sopir ke dalam mobil.
"BI.... Tolong telepon Doni dan suami saya ya katakan Meri mau melahirkan dan kita menuju rumah sakit xx".
"Baik Nyonya ".
Doni yang sedang berada di ruang kerjanya menatap ponselnya yang berdering.
"Telepon dari rumah", gumam Doni dan langsung mengangkat teleponnya.
Bla bla ............skip.....✌️
Setelah sambungan telepon terputus Doni memanggil asistennya.
"Istri saya akan melahirkan akhirnya Doni junior akan lahir", seru Doni dengan wajah bahagianya berdiri dari duduknya lalu memeluk asistennya.
"Nyonya Meri akan melahirkan?".
"Iya anakku akan lahir", jawab Doni tersenyum bahagia.
"Lalu kenapa Anda masih di sini Tuan?", Ucapan sang asisten langsung membuat Doni tersadar.
"Sial.... Kenapa aku masih di sini?", Gumam Doni yang langsung berlari keluar dari ruangannya yang di ikuti oleh asistennya.
"Kamu tidak usah ikut, semua pekerjaanku di kantor kamu ambil alih saja..!!", Ucap Doni sambil berlari dengan wajah yang panik.
"Baik Tuan", sang asisten memberi salam sebelum Doni masuk ke dalam lift.
Para karyawan yang berada di gedung tersebut menatap bingung karena kelakuan Bosnya sedang berlari dengan wajah yang panik, tapi para karyawan tidak ada yang berani bertanya atau sekedar menggosipkan saja.
Di dalam mobil Meri tetap tenang dan tidak panik meskipun perutnya terasa sakit serta melihat Mama Ani yang nampak panik.
"Ma sakit..", lirih Meri yang sakitnya makin terasa.
"Auwww .... ", Teriak Mama Ani dengan kencang.
"Nyonya kenapa teriak?", Tanya sang sopir yang juga ikutan panik karena mendengar suara teriakan Nyonyanya.
"Ini tanganku", Mama Ani menunjukkan ke arah tangannya yang di cengkeram sangat kuat oleh Meri.
"Maaf Ma...".
Di antara suara kepanikan dan teriakan yang bersahut-sahutan di dalam mobil tiba-tiba saja mobil yang mereka tumpangi berhenti di pinggir jalan.
"Pak sopir kenapa mobilnya berhenti?", Tanya Mama Ani.
Dan sopir menjawab.....
------------
Terimakasih 🙏 dah mampir ke karya saya jangan lupa dukung like dan komen.
My sister
Yome
BFF
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kedua (Meri)
RandomMeri menikah dengan Doni karena perjodohan,awal menikah tidak ada cinta seiring perjalanan waktu mereka saling mencintai. akankah kisah cinta mereka abadi atau berakhir dengan sebuah perpisahan....??