27. Perasaan Bersalah

90 3 12
                                    

Halo gaess maaf baru bisa up karena di dunia nyata Author sibuk sekali 🙏

Selamat membaca..

Pagi hari di kediaman keluarga Suhendra.

Doni pulang kerumahnya jam 6 pagi saat Dia baru masuk dari arah dalam sudah berdiri Papa menunggu kepulangan Doni.

"Dari mana saja Kamu jam segini baru pulang?".

Doni gelagapan...

"Ehmm anu Pa.. semalam Aku sedikit mabuk dan tertidur di hotel, maaf".

"Apa?".. bisa-bisanya Kamu seperti itu sedangkan di rumah Meri kesusahan momong bayi Arion yang rewel menangis terus, sudah cepat masuk ke kamar bersihkan dirimu jangan ganggu istrimu karena fajar tadi baru bisa istirahat ".

"Iya Pa".

Doni langsung bergegas menuju kedalam kamarnya.

Doni membuka pintu kamarnya begitu pelan takut membangunkan istri dan anaknya.

Doni langsung berjalan menuju arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di bawah guyuran air shower yang menyala Doni memejamkan matanya, pikirannya kacau teringat kejadian tadi sewaktu di hotel.

"Sayang, maafkan Aku telah mengkhianati pernikahan Kita ini semua di luar kendaliku, Apapun yang terjadi Aku mohon jangan tinggalkan Aku", ucap Doni lirih.

Doni sudah berpakaian santai langsung menuju ranjang untuk melihat anak dan istrinya.

Doni menatap sendu ke arah wajah anak dan istrinya, perasaannya begitu terpukul merasa bersalah. Di sudut matanya basah karena air mata yang sudah menganak siap meluncur ke pipinya.

Meri terbangun dari tidurnya.

"Mas Doni kapan pulang?, Maaf Aku tidur tidak menyambut kepulangan Mas".

"Oh baru saja, tidak sayang ... Aku tahu Kamu pasti lelah semalam karena bayi Arion yang rewel sudah tidur lagi ini Mas juga mau tidur, maafkan Mas ya sayang".

Doni mengecup kening Meri terus ikut tidur merebahkan tubuhnya di samping bayi Arion.

Sedangkan di rumah keluarga Prayoga.

Santi baru pulang dengan keadaan yang di bilang tidak baik-baik saja.

Santi pulang  di antar oleh Doni hanya sebatas depan gerbang rumahnya, Doni tidak lepas tanggung jawab begitu saja meninggalkan Santi sendiri di hotel.

Mama dan Papa Prayoga sedang sarapan di meja makan saat mendengar anak gadis satu-satunya baru pulang Papa bersuara keras memanggil Santi dan Santi begitu gugup saat di panggil oleh papanya.

"Santi kemari...!!".

"Iya Pa".

Santi menghampiri kedua orangtuanya dengan menunduk perasaannya campur aduk saat ini antara sedih, kecewa, takut.

"Darimana saja Kamu jam segini baru pulang?, Teleponmu juga mati tidak bisa di hubungi, Kamu mau jadi apa hah.... Keluyuran tidak jelas. Untuk satu bulan ke depan semua fasilitas Papa ke Kamu akan Papa cabut. Pulang pergi kuliah naik angkutan umum dan uang pun Papa kasih pas-pasan ".

Papa langsung berdiri kembali ke kamarnya untuk bersiap pergi ke kantor.

Santi masih berdiri di tempatnya, Mama menghampirinya.

"Sudahlah sana ke kamarmu untuk berbesih diri lalu sarapan dan pergi ke kampus Papa begitu karena kecewa terhadap Kamu seperti Mama juga, Semalaman Kita tidak bisa tidur karena memikirkan keadaan Kamu. Syukurlah Kamu baik-baik saja".

Pernikahan Kedua (Meri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang