6. kediaman keluarga Suhendra

121 3 8
                                    

Doni dan Meri telah sampai di kediaman Suhendra, mereka di sambut hangat oleh kedua orangtua Doni.

"Sayang....." Ucap Mama Ani sambil menghampiri Meri dengan merentangkan kedua tangannya memeluk hangat menantunya itu.

"Kamar kalian ada di lantai dua tadi sudah di bersihkan BI Asih, naiklah istirahat nanti waktu makan malam turun  kita makan bersama", lanjut Mama Ani.

Ceklek......
Suara pintu kamar Doni terbuka dan di sinilah mereka berada.

Di kamar yang ukurannya sangat luas dengan kamar mandi di dalam, cat bernuansa abu-abu, ranjang king size, sofa besar, TV serta balkon.

"Astaga.... bahkan sudah ada meja rias wanita, apakah Mama yang menyiapkan untukku/mas Doni?".

Lamunan Meri di buyarkan oleh suara Doni.

"Haiii..... Taruh kopermu di ruang ganti sebelah sana!".

Meri melihat arah tangan Doni menunjuk kesebuah ruangan sambil melangkahkan kakinya masuk keruangan ganti baju tersebut.

"Wowwww....."
Betapa kagetnya Meri melihat baju di gantung rapi, sepatu, sandal, jam tangan tersusun rapi.
Di situ juga sudah ada tas dan baju wanita.

Meri mengambil salah satu gaun warna marun sambil berkata.
"Apakah baju ini juga sudah di siapkan untukku?, indahnya".

Meri menuju ke meja riasnya untuk men-charge HP.

Dari arah kamar mandi Doni keluar hanya melilitkan handuk saja nampaklah roti sobek yang menggoda, rambutnya di gosok-gosok dengan handuk kecil.

Tetesan air sehabis mandi menampilkan kesan seksi pada tubuhnya.

Meri melongo menatap kagum pada tubuh Doni, tubuhnya terasa kaku dan jantungnya cenat cenut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meri melongo menatap kagum pada tubuh Doni, tubuhnya terasa kaku dan jantungnya cenat cenut.

"Awassssss...ilermu netes itu!!", Ucap Doni sambil melangkah melewati Meri menuju ruang ganti pakaian, Doni menyunggingkan senyum kecil.

Meri langsung menutup mulutnya dan mengaca di depan meja riasnya.

"Ihh dihh mana ada ilernya, astaga... Aku sudah di bohongin mas Doni".

Meri langsung masuk kamar mandi untuk mandi sedangkan Doni keluar kamar menuju ruang kerjanya.

Selesai mandi Meri turun ke lantai bawah menuju dapur untuk membantu Mama Ani menyiapkan makan malam.

"Ma, apa ada yang bisa Meri bantu?", Tanya Meri kepada Mama Ani sambil melangkah menghampirnya.

"Oh ya sayang, tolong kamu taruh gelas jus alpukat itu dan bawa ke meja makan. Suami kamu suka sekali dengan jus alpukat", Jawab Mama.

Meri menata jus alpukat di meja makan dari arah tangga Doni turun kebawah menuju meja makan begitu pula dengan Papa Suhendra.

Mereka makan dengan tenang, selesai makan Doni dan Papa Suhendra pamit dulu kembali ke kamarnya.
Sedangkan Meri dan Mama sibuk beberes meja makan.

Saat Doni baru masuk kedalam kamarnya,
Drrt.... Drrt...
Ada pesan masuk di HP Meri, Doni mencoba meraih HP Meri yang di letakkan di atas meja rias.

"Ada pesan dari Rafa. Siapa Rafa? Kenapa malam-malam begini mengirim pesan kepada Meri", ucap Doni.

Saking penasarannya Doni dengan pesan dari Rafa, Doni langsung membuka dan membaca pesan teks tersebut karena kebetulan HP Meri tidak di kunci.

"Malam Meri, kapan kamu ada waktu untuk makan bersamaku, kamu sudah berjanji kepadaku, aku menantikannya", bunyi pesan dari Rafa.

"Berani-beraninya Meri selingkuh di belakangku, awas saja kalian", ucap Doni dengan nada yang sangat marah.

Doni langsung mendeal nomor Rafa untuk menghubunginya.
"Halo.... Meri... Halo....", Suara Rafa di seberang telepon.

Doni langsung mematikan sambungan telepon begitu saja.

Tut... Tut...
Sambungan telepon terputus, Doni menaruh begitu saja HP Meri di meja rias.
Tangannya terkepal menahan amarah, rahangnya mengeras.

Ceklek...
Meri datang dari arah luar membuka pintu, Doni menatap Meri dengan sorot mata tajam sampai-sampai Meri bergidik ngeri.

"Ada apa dengan mas Doni ya? Kenapa mukanya serem begitu?", Batin Meri.

"Berani sekali kamu selingkuh di belakangku, hah.....!", Bentak Doni sambil menghampiri Meri dan mencengkeram tangan Meri begitu erat.

"Si.... Siapa yang selingkuh mas? Sakit, lepaskan...! Ucap Meri dengan nada yang gugup sambil meringis merasakan sakit di tangannya yang di cengkeram erat oleh Doni.

"Tidak akan. Aku akan menghukummu", ucap Doni sambil menyeret Meri dengan kasar lalu menghempaskannya ke ranjang king size itu.


---------------


Terimakasih 🙏 sudah mampir ke karya saya jangan lupa dukung like dan komen.
My Sister
Yome
BFF
Lope lope buat pembaca .
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️









Pernikahan Kedua (Meri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang