Hi Author datang lagi jangan bosan ya dengan ceritaku ini.
Semoga menghibur .........
"Pak sopir, kenapa mobilnya berhenti?", Tanya Mama."Tidak tau Nyonya, sepertinya ban mobilnya ada yang kempes", jawab sang sopir.
"Ini kenapa seh ban mobilnya bisa ada yang kempes, apa sebelumnya tidak kamu periksa dulu ya?, Keadaan lagi genting begini malah ada-ada saja. Cepat turun periksa bannya dan panggilkan Taxi yang lewat".
"Iya Nyonya".
Sopir langsung keluar dari dalam mobil untuk memeriksa ban dan ternyata benar ban depan mobil sebelah kanan telah kempes.
"Auwww..... Ma kenapa berhenti seh, ini sakit sekali", ringis Meri menahan rasa sakit di perutnya.
"Sabar sayang.. ban mobilnya kempes, Pak sopir sedang mencarikan Taxi untuk Kita. Tarik nafas lewat hidung lalu keluarkan dari mulut biar rileks", Mama mempraktekkan cara bernafas kepada Meri supaya tenang.
Dari arah belakang ada sebuah mobil HRV warna hitam yang tiba-tiba juga ikut berhenti di belakang mobilnya Meri.
Sang pengemudi turun dari mobil dan menghampiri sopir yang sejak tadi kelihatan gelisah karena semua Taxi yang di stop tidak ada satupun yang mau berhenti.
"Ada yang bisa saya bantu Pak?", Tanya pengemudi tersebut kepada sopir Mama.
"Oh iya Tuan, bisa minta tolong bantu bawakan Nyonya dan Nona saya yang mau melahirkan ke rumah sakit karena mobil ini kempes bannya".
"Oh iya kalau begitu cepat bawa ke mobil saya saja Pak".
"Nyonya buka pintunya", sopir memanggil Mama dengan mengetuk kaca mobil.
"Iya bagaimana sudah dapat Taxi?".
"Belum Nyonya tapi ini ada orang baik hati yang mau menolong membawa Nona kerumah sakit".
"Oh.... Ayo cepat kita pindahkan Meri ke mobil orang itu, kenapa kamu malah bengong!!".
Sopir lalu memanggil pengemudi tersebut untuk meminta bantuan memindahkan Meri ke mobilnya.
Mata pengemudi tersebut membulat dan betapa terkejutnya Dia saat yang ada di hadapannya ini adalah wanita yang berhasil membuatnya patah hati.
Iya benar sang pengemudi tersebut adalah Ari Adhiguna.
Saat ini Ari akan menuju ke rumah sakit karena sewaktu Dia di Kantor tadi Mamanya menghubunginya kalau Tuan Adhiguna jantungnya kambuh sekarang di tangani di rumah sakit dan dalam perjalanannya tidak sengaja melihat Pak sopir di pinggir jalan yang sedang berusaha mencari Taxi tapi di jam sibuk orang-orang yang akan bekerja dan sekolah sulit sekali ada Taxi yang kosong. Ari langsung berhenti sebentar untuk menawarkan bantuannya.
"Nona Meri!!", Panggil Ari.
Saat mendengar ada yang memanggilnya Meri mendongakkan kepalanya.
"Tuan Ari kenapa bisa ada disini?".
"Sudah nanti saja bicaranya saya mohon maaf sebelumnya karena harus membopong Anda terlebih dahulu pindah ke mobilku untuk menuju ke rumah sakit".
Belum juga menjawab Meri sudah di bopong Ari menuju mobilnya.
"AAAA....".
Meri kaget dan langsung refleks mengalungkan kedua tangannya ke leher Ari karena takut terjatuh.
Jantung Ari berdetak tidak karuan saat sekilas Dia memandangi wajah Meri yang berada di gendongannya.
"Astaga ada apa lagi dengan jantungku ini kenapa saat aku ingin melupakanmu malah kita di pertemukan dengan seperti ini", batin Ari.
"Ma, sakit....", Lirih Meri.
Kembali membuat Mama benar-benar panik karena ini adalah pertama kalinya Mama menemani seseorang yang akan melahirkan.
Ari yang menyetir di depan juga tak kalah paniknya saat mendengar rintihan Meri.
Akhirnya sampai di rumah sakit di sana nampak Doni yang sudah lebih dulu sampai langsung membuka pintu mobil dan menggendong Meri lalu merebahkannya di atas brankar menuju ruang persalinan.
Mama mengikuti dari arah belakang sedangkan Ari memarkirkan mobilnya terlebih dahulu sebelum menyusul Mereka.
Doni masuk ke dalam ruangan bersalin untuk menemani Meri yang akan melahirkan.
Beberapa saat kemudian terdengar suara tangis bayi laki-laki Meri yang telah lahir.
"Mas, anak kita telah lahir Aku jadi seorang Ibu sekarang", ucap Meri dengan tangis bahagianya.
"Iya sayang, terimakasih sudah berjuang demi anak Kita".
Doni langsung menciumi seluruh wajah Meri terus memeluknya saking bahagianya.Di luar ruangan bersalin Ari dan Mama sedang menunggu dengan harap-harap cemas tapi setelah mendengar suara tangis bayi Mereka terlihat lega.
Meri dan bayinya masih di bersihkan pasca melahirkan tadi, Doni langsung keluar ruangan untuk menemui Mamanya yang ternyata di sana juga ada Ari dan Papa Suhendra.
"Ceklekk..".
Suara pintu terbuka dari arah dalam ruangan.Mereka bertiga terus berdiri dan menghampiri Doni.
"Bagaimana keadaan cucu dan menantu Mama sayang?".
"Mereka baik Ma dan sekarang sedang di bersihkan terus sebentar lagi akan di pindahkan ke ruangan VIP".
"Syukurlah.... Kalau begitu Saya pamit undur diri dulu Tuan dan Nyonya ".
Doni menoleh ke arah suara dan Dia mengerutkan keningnya lalu bertanya kepada Ari.
"Lho Tuan Ari kenapa Anda bisa berada disini?".
"Oh iya Nak, ini Tuan Ari yang telah menolong Kita tadi membawa Meri kerumah sakit saat tiba-tiba ban mobil yang Mama tumpangi kempes. Kamu harus berterima kasih kepada Beliau".
"Nyonya jangan panggil saya Tuan panggil Ari saja karena Saya kan seumuran dengan Tuan Doni, saya ikhlas menolong Nyonya".
"Saya mengucapkan banyak terima kasih Tuan Ari dan saya berhutang Budi kepada Anda".
"Jangan begitu Tuan Doni, karena siapapun tadi yang membutuhkan pertolongan selama saya mampu saya pasti akan menolongnya. Saya permisi dulu mau keruangan Papa saya".
"Tuan Adhiguna apa di rawat di sini, beliau sakit apa?".
"Papa sakit jantung kambuh lagi".
"Kalau begitu nanti Kita akan sempatkan menjenguk Tuan Adhiguna ".
"Terimakasih Tuan Suhendra ".
Ari berpamitan kepada semua orang langsung menuju keruangan Papa Adhiguna.
----------------------
Terimakasih 🙏 dah berkunjung ke karya saya jangan lupa dukung dan like.
My sister
Yome
BFF
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kedua (Meri)
RandomMeri menikah dengan Doni karena perjodohan,awal menikah tidak ada cinta seiring perjalanan waktu mereka saling mencintai. akankah kisah cinta mereka abadi atau berakhir dengan sebuah perpisahan....??