11. kedatangan Ibu

95 4 8
                                    

Sore hari di kediaman keluarga Suhendra kedatangan tamu yaitu orangtua Meri dan adiknya Upik.

Mereka bercengkrama di ruang tamu bersama orangtua Doni, banyak yang mereka bahas tentang kehamilan Meri.

Mereka bercengkrama di ruang tamu bersama orangtua Doni, banyak yang mereka bahas tentang kehamilan Meri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi pertanda ada tamu yang datang dan BI Asih membukakan pintu.

"Ceklek".

"Sore BI, apakah Doni ada di rumah?", Tanya Rian.

"Eh, ia Tuan. Mas Doni sedang berkumpul di ruang tamu silahkan masuk!!!", jawab BI Asih.

"Terimakasih BI", ucap Rian langsung masuk menuju ruang tamu.

"Hi bro....", Sapa Doni kepada Rian terus berdiri menghampirinya.

"Maaf Om, Tante ini Rian menganggu ya?", Tanya Rian Kepada orangtua Doni.

" Tidak Nak Rian, kita hanya berkumpul saja merayakan kehamilan Meri", sambung Mama.

"Wah.... hamil, selamat ya bro", ucap Rian sambil menepuk pundak Doni.

"Sini aku kenalkan dengan istriku beserta keluarganya", ajak Doni kepada Rian.

"Ini Meri istriku, ini Ayah dan Ibu mertuaku, ini Upik Adik Iparku", ucap Doni.

Rian menyalami mereka satu persatu untuk memperkenalkan dirinya, tiba saat Rian bersalaman dengan Upik, Rian tersenyum mengembang  sambil mengagumi dalam hati.

"Cantik dan menggemaskan".

Upik yang di tatap terus oleh Rian jadi salah tingkah tiba-tiba hatinya berdebar-debar dan Dia berkata dalam hati.

"Astaga..... Cogan euyyy!!".

"Ehemm .... Ehemm...", Suara deheman dari Doni membuyarkan lamunan Mereka berdua.

"Eh.. maaf", ucap Rian salah tingkah lalu melepaskan jabatan tangannya pada Upik.
Upik juga merona pipinya karena malu.

"Awas.... Jangan macam-macam dengan Adik Iparku, Dia masih bocah", Doni memperingatkan Rian.

"Ih apaan sih Mas Doni, aku kan sudah clas 1 SMA jadi bukan bocah lagi", sambung Upik kesal dengan memanyunkan bibirnya.

"SMA...", Rian bergumam lirih merasa tidak percaya jikalau gadis di depannya ini benar-benar  masih bocah.

Karena memang tubuhnya montok berisi terkesan lebih dewasa dari umurnya.

Ha... Ha... Ha... Semua orang yang berada di ruang tamu tertawa melihat perdebatan Upik, Rian dan Doni.

"Sudah berdebatnya, ayo... Kita ke meja makan saja!", ajak Mama.

Mereka semua menuju meja makan. Setelah selesai makan Doni dan Rian berada di belakang rumah dekat kolam renang untuk mengobrol.

Upik datang membawakan kopi dan cemilan kepada Doni dan Rian.

"Ini Mas Doni kopinya..", ucap Upik.

"Kok kamu yang bawain, Meri kemana?", Tanya Doni.

"Oh.. Kakak ke kamar mandi lagi pup jadi Upik yang di suruh nganterin kopinya ke sini", jawab Upik.

Doni manggut-manggut.
Setelah kepergian Upik, Rian membuka obrolan.

"Gila bro, Adik Ipar Lo cantik dan gemesin hatiku sampai cenat cenut di buatnya", ucap Rian dengan lebainya sambil memegangi dada kirinya dengan tangan kanannya.

"Awas jangan macam-macam Lo, Dia masih sekolah selera Lo kan berkelas kenapa sekarang malah bocah seh?", Heran Doni.

"Itu kan dulu kalau sekarang boleh ya Aku deketin Adik Ipar Lo", tanya Rian sambil mengedipkan sebelah kiri matanya ke arah Doni.

"Tidak boleh", tegas Doni.

"Chkkk... Kau ini begitu saja tidak boleh, Aku tunggu deh sampai lulus sekolah biar kalau berjodoh dengannya nanti kita bisa jadi Ipar", rayu Rian.

"Yang ada nanti kalau kalian jalan bareng di kira Lo tuh Om nya Upik bukan pacarnya", ejek Doni sambil tertawa-tawa.

Rian berdecak kesal atas kelakuan Doni.
"Iya... Iya... Olok-olok terus sampai puas".

Hari sudah larut malam semua tamu pun sudah pulang dari kediaman Suhendra.

Di kamar Doni dan Meri sedang rebahan di ranjang sambil mengobrol.

"Sayang, Aku bahagia sekali. Terimakasih sudah mau mengandung anakku dan menjadi istriku", ucap Doni sambil mengelus perut Meri penuh cinta.

"Iya Mas, Aku juga. Awalnya Aku takut dengan perjodohan ini jika Kamu tidak mau menerimaku apalagi dengan sikap Mas Doni yang dingin dan galak itu", sambung Meri.

Doni tersenyum dan menjawab.

"Aku juga menolaknya saat tau pertama kali mau di jodohkan apalagi q mengetahui bahwa gadis tersebut baru lulus SMA, Aku takut kalau orang-orang mengira Aku ini pedofil. Tapi pas saat pertama kali Aku melihatmu Aku langsung jatuh cinta kepadamu.

Sikapku yang dingin itu cuma untuk menutupi rasa gugup di hatiku saat Aku berhadapan langsung denganmu.

"Maafkan Aku".

Seperkian detik Doni langsung menautkan bibirnya ke bibir Meri dengan lembut penuh kehangatan.

Akhirnya malam panas penuh gairah pun Mereka lewati bersama.
Yang terdengar di kamarnya hanya suara *** dan desahan saja.





------------







Terimakasih 🙏 dah mampir ke karya saya jangan lupa dukung like dan komen.
My Sister
Yome
BFF
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
















Pernikahan Kedua (Meri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang