29. Perpisahan

140 4 6
                                    

Hallo gaesss.... Tidak terasa sudah mau di penghujung cerita ya.. terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan recehku ini 🤗


Akhirnya Meri pulang kerumah di antar oleh Ari.

"Terimakasih Tuan Ari atas tumpangannya", Meri keluar dari dalam mobil Ari.

"Iya sama-sama, kalau punya masalah itu di hadapi jangan malah kabur. Aku tidak usah turun ya Aku langsung balik saja. Sampai jumpa".

Ari melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Suhendra, dari spion mobil Ari masih memandangi Meri.

"Kalau Suamimu menyakitimu, Aku yang akan membahagiakan Kamu", guman Ari lirih.

Dari atas balkon kamar Doni memperhatikan Meri yang telah pulang di antar oleh seseorang dengan mobil.
Doni langsung buru-buru turun ke bawah untuk menemui Meri.

Pintu rumah di buka Mama Ani dan langsung menghambur ke pelukan Meri dengan menangis tersedu-sedu.

Hiksss.... Hiksss....

"Meri.... maafkan Mama semua ini terjadi di luar kehendak Mama, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi asal kamu tahu sayang Mama sangat menyayangi kamu jangan tinggalkan Mama".

"Mama tidak salah apa-apa jangan minta maaf ini semua sudah jadi takdir hidupku, Aku baik-baik saja Ma. Meri juga sayang Mama", Meri melerai pelukannya dan menghapus air mata Mama.

Saat Doni sampai di bawah hatinya terasa teriris melihat pemandangan di depannya yang menyayat hati, matanya memerah menahan tangis.

"Sayang.. kamu sudah pulang? Mas khawatir kamu pergi tidak membawa handphone dan dompetmu".

Meri langsung buru-buru menghapus air matanya, Meri tidak mau terlihat lemah di depan Doni karena biar bagaimanapun Doni tidak sepenuhnya bersalah.

"Hmm... Iya Mas. Maaf Aku pergi begitu saja dan membuat semua orang khawatir, Mana bayi Arion?".

"Di atas sayang baru saja tertidur tadi bayi Arion nangis terus karena haus, ayo kita ke kamar!!".

"Ma... Meri ke atas dulu".

"Iya sayang, kamu istirahat ya jangan berpikir yang tidak-tidak".

Meri dan Doni telah sampai ke kamar mereka, Doni ingin memeluk Meri tapi Meri menghindarinya.
Hati Doni berdenyut sakit mendapat penolakan dari Meri.

"Maaf Mas, Aku butuh waktu".

"Baiklah Sayang nanti kita bicara lagi pumung bayi Arion masih tidur kamu istirahat juga. Mas keluar dulu".

Doni pergi ke cafe xx janjian bertemu dengan Rian karena sesungguhnya saat ini yang Dia butuhkan adalah teman untuk berkeluh kesah tentang masalahnya.

Doni pergi ke cafe xx janjian bertemu dengan Rian karena sesungguhnya saat ini yang Dia butuhkan adalah teman untuk berkeluh kesah tentang masalahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doni duduk berhadapan dengan Rian dan menceritakan semua masalah yang Dia hadapi.

"Astaga brow.... Apa yang telah Kamu lakukan? Aku sampai tidak bisa berkata-kata saking terkejutnya diriku".

Pernikahan Kedua (Meri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang