Hari baru menyapa, sinar matahari mulai bermunculan memasuki kamar-kamar dari celah tirai. Felix terbangun karena merasakan sinar matahari yang begitu menusuk, duduk sejenak untuk sekedar mengumpulkan nyawa.
Felix kembali di buat menghela nafas saat mengingat kejadian kemarin, bukankah ia sudah terbiasa pada suatu masalah yang menimpanya? Namun kali ini Hyunjin, kekasihnya.
"Hyunjin, aku gatau harus gimana.. aku salahkah Jin langsung menyimpulkan tanpa tau mau mendengar penjelasan kamu?" Felix menatap sendu dirinya yang begitu kacau dari pantulan cermin.
Ia beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya lalu segera memakai seragam mengingat ia bangun lebih lambat.
Felix keluar dari kamar Minho, ia mencari keberadaan kakaknya itu. Setelah ia berjalan menuruni tangga, ia menemukan Minho ada di dapur tengah berkutat dengan alat masakan.
"Kakak masak?"
Minho yang tengah memotong sosis itu menoleh, lalu tersenyum, "enggak nih, lagi nyuci," lalu tertawa. Felix terkekeh pelan, kemudian menghampiri kakaknya itu.
"Kak, aku bekal aja deh kayaknya. Udah kesiangan ini," ucap Felix.
Minho mengangguk, "kakak udah sarapan, maaf kakak gak bangunin kamu," ucap Minho dengan raut menyesalnya.
Felix mengangguk mengerti, ia pamit untuk pulang karena buku pelajarannya di rumah. Dengan segera ia mengambil buku di rumahnya, dan kembali ke rumah Minho.
"Aku udah siap, kak."
Belum sempat Minho mengangguk, ia melihat Hyunjin dari balik jendela tengah terduduk di motor, seperti nya pria itu menunggu kekasihnya, memang nya siapa lagi?
"Dek, kamu berangkat sama Hyunjin," titah Minho.
"Kakak tau hubungan aku sama Hyunjin gimana saat ini.." lirih Felix.
"Trus kamu gamau masalah ini selesai, hm?"
Felix menunduk, ia mengangguk lalu segera memasukan bekalnya ke dalam tas. Ia keluar dari rumah Minho, menghampiri Hyunjin yang kini tersenyum cerah melihatnya.
"Berangkat bareng, kan?" Tanya Hyunjin
Felix hanya berdehem.
Hyunjin tersenyum, ia menarik pinggang Felix untuk mendekat padanya. Ia menangkup pipi Felix dan mencium sekilas bibir tersebut.
"Aku bisa jelasin, sayang," ucapan tulus itu keluar.
Felix tidak menjawab, ia lebih memilih diam.
"Mau dengerin penjelasan aku hm?"
"Sayang-
"Jadi berangkat atau nggak?"
Hyunjin menghela nafas, dengan segera ia menaiki motornya lalu di ikuti Felix. Felix yang biasanya memeluk pinggang Hyunjin saat naik motor itu sudah tidak untuk saat ini.
**
**Tatapan sinis seorang Han Jisung itu tertuju pada sepasang kekasih yang baru saja turun dari motornya, ah lebih tepatnya tatapan itu tertuju pada sang dominan. Ia menghampiri mereka, menarik cepat tangan Felix tanpa menghiraukan protesan Hyunjin.
Felix hanya bisa pasrah di tarik oleh Jisung, karena sebenarnya ia ingin menghindari pria dengan bibir tebal itu.
Jisung menghentikan langkahnya saat kedua pemuda manis itu tiba di koridor sepi menuju kelasnya. Jisung memegang kedua pundak Felix.
"Fel," panggil Jisung
Felix mengangkat satu alisnya, "ya."
"Lo tau Hyunjin, kenapa masih nempel sama dia?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sick [HYUNLIX] Complate ✓
Fiksi Remaja[COMPLATE] Takdir mempertemukan Hwang Hyunjin dan Lee Felix, namun pertemuan mereka nyatanya membawa sebuah dosa besar. Tentang Lee Felix dan segala penderitaannya, serta Hwang Hyunjin yang selalu berada di sampingnya, bahkan menjadi salah satu ses...