Tok tok!!
Jeongin meletakan box kado tersebut, beralih ke arah pintu rumahnya. Saat ia membuka pintu tersebut, Jeongin diam seribu bahasa.
Di depannya, Lee Felix. Felix yang tadi ia liat tengah meringis kini tersenyum kepadanya dengan sebuah kue yang krimnya sudah berantakan. Dan pastinya ia lihat beberapa luka di tubuhnya.
"Selamat ulang tahun, Jeongin! Maaf kuenya jadi begini, tadi aku gak sengaja keserempet motor. Maaf aku gak hati-hati, Jeongin." Felix menunduk, enggan melihat raut wajah Jeongin.
Tangan Jeongin bergetar, ia meraih kue tersebut, lalu menarik tangan Felix untuk masuk ke dalam kamarnya. Setelah Jeongin meletakan kue itu pada nakas, ia beralih untuk memeluk tubuh Felix.
Felix yang bingung itu mengelus punggung Jeongin tanpa protes. Pikirnya Jeongin terharu akan perbuatannya di hari ulang tahunnya ini.
"Kak, maaf."
Felix mengerutkan keningnya, "for?"
Jeongin melepaskan pelukan itu, menyuruh Felix untuk duduk di tepi ranjang tepat di sampingnya.
Jeongin menunduk, "aku yang nyerempet kakak."
Felix terdiam, tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Namun benar-benar ia tidak bisa marah pada sahabat kekasihnya, ia hanya terkejut.
Tangan Felix bergerak untuk mengangkat dagu Jeongin, "kenapa ngelakuin itu? Pasti aku punya salah ya?"
Bibir Jeongin bergetar, ia sedikit merentangkan tangannya. Tanpa menunggu di suruh pun, Felix bergerak untuk menarik Jeongin ke pelukan. Membiarkan Jeongin menangis di bahunya, membiarkan kain yang menutupi bajunya itu basah.
"Je minta maaf.. hiks."
Felix mengusap punggung Jeongin lembut, ia mengangguk, dan pastinya Jeongin dapat merasakan gerakan dari Felix.
"J-Je cemburu hiks! Je suka kak Hyun— hiks, Je jahat, Je minta maaf," Jeongin memeluk erat pinggang Felix, menyamankan wajahnya yang tenggelam dalam bahu Felix.
Felix menghela nafas, ia melepaskan pelukan itu, sedikit memundurkan duduknya agar ada tempat di pahanya untuk di jadikan bantal. Felix menepuk pahanya, menyuruh Jeongin untuk meletakan kepalanya di situ.
Jeongin menurut, ia terus menangis dengan memainkan tangan Felix. Tangan Felix yang terbebas itu membelai lembut Surai Jeongin.
"Aku yang minta maaf, kenapa baru bilang, hm? Jeong udah punya pak Chan.."
Jeongin tidak menjawab, ia tetap menangis.
"Nggak papa untuk ngungkapin yang kamu rasain, tapi dengan tujuan untuk berdamai sama keadaan. Kalo seenggaknya kamu udah ungkapin apa yang kamu rasa, kamu bakal lega dan mungkin akan ikhlas. Tapi sekarang kamu udah punya pak Chan," Felix memandang Jeongin dengan tatapan sendunya.
Jeongin memandang wajah Felix, "aku harus gimana kak Fel?"
Felix tersenyum tipis, tangannya tetap membelai rambut Jeongin. "Fokus sama pak Chan, lihat Hyunjin sebagai teman baikmu, tapi semua kembali ke kamu, Jeong."
Jeongin menghapus air matanya, ia bangkit lalu bergerak untuk memeluk Felix. "Makasih, aku salah nyakitin kakak."
Felix menggeleng, "kamu nggak nyakitin aku, Jeong."
Melihat luka-luka Felix membuat Jeongin benar-benar merasa bersalah, "aku obatin lukanya, Kak."
..
..
.."D-dari mana lo tau itu?"
Yeji tersenyum miring, "gue selalu ngawasin adek gue bareng mama sejak kecil."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sick [HYUNLIX] Complate ✓
Teen Fiction[COMPLATE] Takdir mempertemukan Hwang Hyunjin dan Lee Felix, namun pertemuan mereka nyatanya membawa sebuah dosa besar. Tentang Lee Felix dan segala penderitaannya, serta Hwang Hyunjin yang selalu berada di sampingnya, bahkan menjadi salah satu ses...