Minggu sore, Jisung datang berkunjung ke rumah Felix. Bukan apa-apa, Jisung pun sama rindunya dengan Hyunjin, ia jarang bermain karena Felix yang sangat sibuk.
Keduanya berada di kamar Felix, berbincang di tepi kasur. Awalnya mereka berbincang dengan lancar, sampai pandangan Jisung tertuju pada leher Felix yang terdapat sebuah kissmark, jelas sekali terlihat di kulit putih Felix.
Jisung terdiam, ia menatap Felix kemudian bertanya, "siapa yang bikin ini?" Jisung menyentuh kissmark itu.
"Hah?" Felix sedikit menolehkan kepalanya, kemudian menghadap cermin. Saat mengadahkan kepalanya ke samping baru ia lihat sebuah kissmark disana.
"Oh, Hyunjin lah.. siapa lagi?"
Jisung menghela nafas, "Hwang sialan.."
Felix menatap Jisung heran, "kenapa?"
Jisung memasang jaketnya, "gue harus pergi." Jisung jalan keluar kamar tanpa menunggu jawaban Felix.
Felix lagi-lagi menatap heran, entah apa yang Jisung lakukan nantinya, Felix lebih memilih melepas penatnya di kasur.
..
..
..Hyunjin mengedarkan pandangannya ke segala penjuru halte, ia sama sekali tidak menemukan Jisung disana. Ia datang kesini karena Jisung memintanya untuk menjemput di halte dekat rumah Felix.
Setelah ia turun dari motornya, baru ia lihat Jisung keluar dari kamar mandi. Ia lihat tatapan Jisung begitu datar kepadanya, entahlah.
"Kenapa lu?" Tanya Hyunjin begitu Jisung berada di hadapannya.
Jisung menatapnya nyalang, "lu nidurin Felix?"
"Y-ya.. kenapa? Dia kan pacar gue," jawab Hyunjin pelan.
Tatapan Jisung menyendu, bahunya lemas seketika, "KENAPA SIH LO GAPERNAH MIKIRIN PERASAAN ORANG LAIN?!"
Hyunjin tersentak, dan apa? Hyunjin bahkan tidak tau apa maksud Jisung. "Maksud lu apa?"
Jisung menarik kerah Hyunjin, "gue diem ya.. gue biarin lo begini, TAPI GUE GABISA NAHAN LAGI, ANJING!"
Hyunjin balik menatapnya marah, menghempaskan kedua tangan Jisung dari kerahnya, "maksud lu apa gue gak ngerti, bangsat!"
Jisung menggertakan giginya, "lo!"
"GUE KENAPA HAH?!"
..
..
..Minho membantu Felix belajar malam ini, tentunya di ruang keluarga dalam rumah Felix. Ia ingin meringankan beban Felix, walaupun ia tidak tau aja berguna atau tidak. Ini pertama kalinya ia mengajari Felix belajar untuk olimpiade.
Ia memberanikan diri untuk membantu karna ia juga pernah di pilih sebagai peserta olimpiade seperti Felix, jika ia lihat materinya pun sedikit mirip seperti apa yang di lombakan ia dulu.
"Bukan gitu, dek. Gini loh.." Minho membenarkan cara Felix mengerjakan soal matematika, dengan telaten dan cara yang mudah di mengerti.
Felix mengangguk pelan, "iya-iya." Setelahnya ia lanjut mengerjakan soal nomor dua yang sudah Minho berikan.
Minho terkekeh saat melihat Felix menguap, "ngantuk?"
Felix menggeleng pelan, lalu kembali mengerjakan dengan fokus.
"Udah kalo capek jangan di paksa, udah sering belajar juga kan, dek."
Minho mengambil alih buku yang berada di bawah tangan Felix, kemudian menutupnya serta membereskan buku-buku lainnya dengan rapih. Felix yang melihatnya sontak mendengus, padahal tadi Minho sendiri yang bilang bahwa dua puluh soal itu harus selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sick [HYUNLIX] Complate ✓
Teen Fiction[COMPLATE] Takdir mempertemukan Hwang Hyunjin dan Lee Felix, namun pertemuan mereka nyatanya membawa sebuah dosa besar. Tentang Lee Felix dan segala penderitaannya, serta Hwang Hyunjin yang selalu berada di sampingnya, bahkan menjadi salah satu ses...